“Kalaupun ada, harganya mahal. Kalau beli di pedagan eceran harganya Rp 25-28 ribu,” ucap dia.
Namun dia tak bisa berbuat banyak. Karena terdesak kebutuhan sehari-hari, Siti pun rela merogoh sakunya lebih dalam untuk membeli gas elpiji 3 kilogram agar tetap bisa memasak.
"Mau tidak mau mahal tetap dibeli biar bisa buat memasak," ungkapnya.
Berbeda halnya dengan Romdonah, warga Kelurahan Kauman, Kecamatan Jepara, dia terpaksa beralih dari gas elpiji 3 kilogram ke gas elpiji 5 kilogram. Alasannya tak lain karena dia sudah putus asa mencari gas melon tersebut.
"Saya lebih (memilih) ganti. Soalnya nyari gas elpiji 3 kilogram susah ya, akhirnya ganti yang 5 kilogram," ujar Romdonah.
Terpisah, Kusnadi, salah satu pangkalan di Kelurahan Jobokuto, Kecamatan Jepara, mengaku lebih memilih melayani pembeli gas elpiji 3 kilogram yang sudah berlangganan. Sebab saat ini stoknya sudah semakin menipis.
"Kalau stok gas melon hanya diperuntukan untuk pelangan tetap, enggan menerima pelanggan baru. Lantaran takut membludak.Stok menipis gas melon," ungkap Kusnadi.
Murianews, Jepara – Masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) masih kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Bukan hanya sulit didapat, gas subsidi itu juga harganya terus melambung.
Sulitnya mendapatkan gas elipiji 3 kilogram ini sudah berlangsung selama tiga pekan terakhir. Sunarti, salah satu ibu rumah tangga di Kecamatan Bangsri terpaksa memasak dengan kayu bakar. Sebab di warung pengecer tempat biasa dia membeli, stoknya terbatas dan jarang ada.
"Kadang kalau mau beli, malah sudah habis. Jadi ya, sementara pakai kayu bakar dulu," kata Sunarti, Rabu (19/2/2025).
Selama tiga pekan terakhir, dia baru sekali mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Kemarin, dia membeli gas melon atau Elpiji 3 Kilogram di warung kelontong dekat rumahnya.
"Kemarin saya beli Rp 32 ribu. Mau gimana lagi, adanya itu. Padahal biasanya paling mahal Rp 25 ribu," sebut dia.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Siti Nursidah, salah ibu rumah tangga asal Kelurahan Demaan, Kecamatan Jepara. Untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram, dia harus memutari Kecamatan Jepara.
Selain sulit, harganya pun terbilang mahal di tingkat pengecer. Bila belinya di pangkalan, harganya Rp 20 ribu per tabung.
Harganya melambung...
“Kalaupun ada, harganya mahal. Kalau beli di pedagan eceran harganya Rp 25-28 ribu,” ucap dia.
Namun dia tak bisa berbuat banyak. Karena terdesak kebutuhan sehari-hari, Siti pun rela merogoh sakunya lebih dalam untuk membeli gas elpiji 3 kilogram agar tetap bisa memasak.
"Mau tidak mau mahal tetap dibeli biar bisa buat memasak," ungkapnya.
Berbeda halnya dengan Romdonah, warga Kelurahan Kauman, Kecamatan Jepara, dia terpaksa beralih dari gas elpiji 3 kilogram ke gas elpiji 5 kilogram. Alasannya tak lain karena dia sudah putus asa mencari gas melon tersebut.
"Saya lebih (memilih) ganti. Soalnya nyari gas elpiji 3 kilogram susah ya, akhirnya ganti yang 5 kilogram," ujar Romdonah.
Terpisah, Kusnadi, salah satu pangkalan di Kelurahan Jobokuto, Kecamatan Jepara, mengaku lebih memilih melayani pembeli gas elpiji 3 kilogram yang sudah berlangganan. Sebab saat ini stoknya sudah semakin menipis.
"Kalau stok gas melon hanya diperuntukan untuk pelangan tetap, enggan menerima pelanggan baru. Lantaran takut membludak.Stok menipis gas melon," ungkap Kusnadi.
Editor: Budi Santoso