Namun dari sekian kiriman yang datang, ada kiriman ucapan selamat yang unik. Beberapa pihak mengirimkan bibit tanaman yang disertai dengan ucapan selamat atas pelantikan Wiwit-Hajar sebagai Bupati dan Wakil Bupati Jepara.
Sejak dua hari lalu, karangan bunga itu sudah terpasang untuk menyampaikan ucapan selamat pada Wiwit-Hajar. Karangan bunga berasal dari berbagai kalangan. Baik dari politisi, instansi pemerintahan, kelompok masyarakat dan lainnya.
Diantara karangan bunga yang terpajang, terdapat empat ucapan selamat yang unik. Bukannya berbentuk karangan bunga, tetapi malah dirupakan dengan bibit tanaman.
Empat kiriman ucapan selamat yang unik itu, salah satunya dikirim oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jepara Akhsan Muhyiddin. Untuk Wiwit-Hajar, Kepala Kemenag Jepara mengirimkan satu bibit pohon durian dengan tulisan ucapan di kertas yang dilaminasi.
Akhsan Muhyiddin saat dikonfirmasi menyatakan, pesan yang ingin disampaikannya melalui ucapan tersebut tak lain adalah pesan tentang pelestarian lingkungan. Dirinya menilai, bahwa karangan bunga dari banner, papan, stayrofoam atau lainnya hanya akan berakhir mubazir.
“Kalau bibit pohon hidup kan, nanti bisa ditananam, dirawat, untuk kelestarian lingkungan,” ujar Akhsan.
Murianews, Jepara – Ratusan karangan bunga berjajar di sekitar Pendopo Kabupaten Jepara sebagai tanda ucapan pelantikan bupati-wakil bupati terpilih, Witiarso Utomo-Muhammad Ibnu Hajar (Wiwit-Hajar) Kamis (20/2/2025).
Namun dari sekian kiriman yang datang, ada kiriman ucapan selamat yang unik. Beberapa pihak mengirimkan bibit tanaman yang disertai dengan ucapan selamat atas pelantikan Wiwit-Hajar sebagai Bupati dan Wakil Bupati Jepara.
Dari pantauan Murianews.com, ratusan karangan bunga berjajar di sepanjang pagar kantor bupati Jepara. Karangan bunga juga terpajang hingga area dalam halaman kantor bupati.
Sejak dua hari lalu, karangan bunga itu sudah terpasang untuk menyampaikan ucapan selamat pada Wiwit-Hajar. Karangan bunga berasal dari berbagai kalangan. Baik dari politisi, instansi pemerintahan, kelompok masyarakat dan lainnya.
Diantara karangan bunga yang terpajang, terdapat empat ucapan selamat yang unik. Bukannya berbentuk karangan bunga, tetapi malah dirupakan dengan bibit tanaman.
Empat kiriman ucapan selamat yang unik itu, salah satunya dikirim oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jepara Akhsan Muhyiddin. Untuk Wiwit-Hajar, Kepala Kemenag Jepara mengirimkan satu bibit pohon durian dengan tulisan ucapan di kertas yang dilaminasi.
Akhsan Muhyiddin saat dikonfirmasi menyatakan, pesan yang ingin disampaikannya melalui ucapan tersebut tak lain adalah pesan tentang pelestarian lingkungan. Dirinya menilai, bahwa karangan bunga dari banner, papan, stayrofoam atau lainnya hanya akan berakhir mubazir.
“Kalau bibit pohon hidup kan, nanti bisa ditananam, dirawat, untuk kelestarian lingkungan,” ujar Akhsan.
Durian Musang...
Akhsan juga menyebut, bibit yang dia kirimkan adalah bibit durian musang king. Akhsan menyampaikan bahwa Pemkab Jepara harus melestarikan pohon durian yang telah menjadi salah satu ciri khas dan identitas Kota Ukir.
“Pohon durian itu karakternya kuat. (Menjadi simbol) Mudah-mudahan ini menjadi spirit Mas Wiwit dan Gus Hajar (Wiwit-Hajar) untuk memimpin Jepara. Sehingga bisa memajukan dan memakmurkan masyarakat Jepara,” harap Akhsan.
Sementara itu, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Jepara, dalam kesempatan ini mengirimkan bibit pohon alpukat dengan ucapan selamat di banner kecil. Meski kecil, ucapan selamat yang dikirimkan cukup menarik perhatian.
Lalu dari Paguyuban Abdi Dalem Keraton Surakarta (Pakasa Nguntara Praja) Kabupaten Jepara. Paguyuban ini mengirimkan bibit pohon Dewandaru yang disebutkan diambil dari Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur.
Pada kertas yang ditempel di pot berisi bibit pohon Dewandaru itu dijelaskan tentang nilai filosofis pohon Dewandaru di dunia budaya Jawa. Terutama dalam konteks spiritual dan kehidupan sehari-hari.
Pohon Dewandaru dijelaskan sebagai sbuah simbol kesabaran, keseimbangan, pertumbuhan, perkembangan, koneksi alam, kematangan dan kebijaksanaan. Mungkin si pengirim bermaksud agar Wiwit-Hajar bisa menjalani makna filosofis itu.
Berikutnya, Yayasan Praja Hadipuran Manunggal (Prohama) Kabupaten Jepara, mengirimkan bibit tanaman Walikukun yang diambil dari Adisara, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Seperti yang tertera dalam tulisan yang disertakan, pohon ini juga disebut bermakna sangat dalam dan kaya dalam budaya Jawa. Terutama dalam konteks spiritual dan kehidupan sehari-hari, pohon ini menjadi simbol kewibawaan, kharisma dan tolak bala.
Editor: Budi Santoso