Rabu, 19 November 2025

Akhsan juga menyebut, bibit yang dia kirimkan adalah bibit durian musang king. Akhsan menyampaikan bahwa Pemkab Jepara harus melestarikan pohon durian yang telah menjadi salah satu ciri khas dan identitas Kota Ukir.

“Pohon durian itu karakternya kuat. (Menjadi simbol) Mudah-mudahan ini menjadi spirit Mas Wiwit dan Gus Hajar (Wiwit-Hajar) untuk memimpin Jepara. Sehingga bisa memajukan dan memakmurkan masyarakat Jepara,” harap Akhsan.

Sementara itu, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Jepara, dalam kesempatan ini mengirimkan bibit pohon alpukat dengan ucapan selamat di banner kecil. Meski kecil, ucapan selamat yang dikirimkan cukup menarik perhatian.

Lalu dari Paguyuban Abdi Dalem Keraton Surakarta (Pakasa Nguntara Praja) Kabupaten Jepara. Paguyuban ini mengirimkan bibit pohon Dewandaru yang disebutkan diambil dari Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur.

Pada kertas yang ditempel di pot berisi bibit pohon Dewandaru itu dijelaskan tentang nilai filosofis pohon Dewandaru di dunia budaya Jawa. Terutama dalam konteks spiritual dan kehidupan sehari-hari.

Pohon Dewandaru dijelaskan sebagai sbuah simbol kesabaran, keseimbangan, pertumbuhan, perkembangan, koneksi alam, kematangan dan kebijaksanaan. Mungkin si pengirim bermaksud agar Wiwit-Hajar bisa menjalani makna filosofis itu.

Berikutnya, Yayasan Praja Hadipuran Manunggal (Prohama) Kabupaten Jepara, mengirimkan bibit tanaman Walikukun yang diambil dari Adisara, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Seperti yang tertera dalam tulisan yang disertakan, pohon ini juga disebut bermakna sangat dalam dan kaya dalam budaya Jawa. Terutama dalam konteks spiritual dan kehidupan sehari-hari, pohon ini menjadi simbol kewibawaan, kharisma dan tolak bala.

 

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler