“Perlu rebranding, ada upgrade value juga. Memang ada yang sifatnya mass production tapi sisi art atau seni juga harus diangkat. Jadi nanti tidak hanya sekedar produk tapi juga bisa menjadi karya seni bernilai tinggi. Penikmat seni bisa menikmati karya seperti itu," jelasnya.
Selain itu, untuk memastikan regenerasi kearifan lokal ini, Pemkab Jepara juga menyiapkan pengukir dari generasi milenial. Upaya kaderisasi ini melibatkan anak-anak muda. Regenerasi itu disiapkan dengan dukungan pelatihan dan pendampingan dengan pendekatan yang lebih modern.
"Pengukir milenial dari kalangan muda kita siapkan untuk belajar, berkreasi, dan membawa seni ukir Jepara ke tingkat yang lebih tinggi,” ujarnya.
Wiwit menyatakan akan berkolaborasi dengan asosiasi, pengusaha, akademisi, perajin dan berbagai elemen lainnya. Pihaknya ingin menjadikan Jepara sebagai pusat seni ukir yang terus berkembang di era digital.
Murianews, Jepara - Bupati Jepara Witiarso Utomo atau Wiwit menjanjikan akan memberikan fasilitas jaminan kesehatan bagi pekerja mebel atau furnitur di Jepara. Tujuannya agar lebih banyak kalangan yang kembali tertarik menjadi pekerja mebel.
Menurut Wiwit, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, jumlah pengukir atau perajin mebel menurun drastis. Masalahnya, tingkat pendapatan dibanding dengan bekerja di industri manufaktur lebih menjanjikan. Selain itu, bekerja di pabrik terdapat layanan jaminan kesehatan atau BPJS.
Untuk itu, Wiwit ingin berupaya memberikan rasa aman, nyaman dan mendorong kesejahteraan para pengukir. Sebab berkat upaya mereka eksistensi seni ukir yang telah menjadi identitas kuat Jepara tetap terjaga di kancah nasional dan internasional.
"Pemerintah akan memberikan jaminan -jaminan yang belum didapatkan semisal jaminan kesehatan. Jadi jika mereka sakit atau alami kecelakaan bisa kita kover," ujar politisi PDI Perjuangan itu, Jumat (7/3/2025).
Di samping itu, lanjut Wiwit, untuk meningkatkan daya saing dan memperluas pasar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara juga akan memberikan dukungan penuh terkait pengembangkan strategi pemasaran. Menurutnya, saat ini peluang pasar domestik masih terbuka lebar dan belum digarap dengan maksimal.
"Memang market ekspor bagus tapi jangan lupa domestik juga sangat besar dan pasarnya belum tergarap dengan baik. Sisi marketing harus diperkuat. Saya akan mendatangi provinsi dan gubernur di Indonesia yang selama ini menjadi pasar kita," ujarnya.
Terkait produk, Wiwit ingin ada peningkatan nilai. Mebel dan ukir tak hanya produk semata, namun juga bisa menjadi karya seni dengan nilai tinggi. Upaya ini diproyeksikan bisa menguatkan nilai tambah kerajinan khas Jepara.
Karya seni...
“Perlu rebranding, ada upgrade value juga. Memang ada yang sifatnya mass production tapi sisi art atau seni juga harus diangkat. Jadi nanti tidak hanya sekedar produk tapi juga bisa menjadi karya seni bernilai tinggi. Penikmat seni bisa menikmati karya seperti itu," jelasnya.
Selain itu, untuk memastikan regenerasi kearifan lokal ini, Pemkab Jepara juga menyiapkan pengukir dari generasi milenial. Upaya kaderisasi ini melibatkan anak-anak muda. Regenerasi itu disiapkan dengan dukungan pelatihan dan pendampingan dengan pendekatan yang lebih modern.
"Pengukir milenial dari kalangan muda kita siapkan untuk belajar, berkreasi, dan membawa seni ukir Jepara ke tingkat yang lebih tinggi,” ujarnya.
Wiwit menyatakan akan berkolaborasi dengan asosiasi, pengusaha, akademisi, perajin dan berbagai elemen lainnya. Pihaknya ingin menjadikan Jepara sebagai pusat seni ukir yang terus berkembang di era digital.
Editor: Budi Santoso