Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jepara – Sebanyak 50 warga Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) penyandang tunadaksa mendapatkan kaki dan tangan palsu. Mereka mendapatkan alat bantu itu secara cuma-cuma atau gratis.

Para tunadaksa dari berbagai desa di Kota Ukir itu sejak pagi mengantre pengukuran tangan dan kaki palsu di halaman Pendapa RA Kartini Jepara, Rabu (12/3/2025).

Mereka diberi alat bantu oleh Yayasan Peduli Tunadaksa asal Jakarta. Raut wajah mereka tampak senang dan semringah.

Petugas mengukur satu per satu tangan atau kaki warga yang tak utuh. Setelah itu, ukuran kaki mereka dicetak dengan material lunak yang bisa disesuaikan dengan anatomi dan struktur tulang masing-masing.

Kepala Teknisi Yayasan Peduli Tunadaksa Jakarta Syawaludin menyebutkan, Kabupaten Jepara merupakan salah satu dari sekian kota yang mendapatkan bantuan alat bantu bagi tunadaksa.

Dia menyebut ada 1.500 kuota alat bantu yang dibagikan kepada tunadaksa di seluruh Indonesia.

”Kabupaten Jepara kebagian 50 penerima manfaat. Kaki dan tangan palsu ini diberikan secara gratis,” sebut Syawal.

Hari ini, lanjut Syawal, pihaknya hanya mengukur dan mencetak pola kaki dan tangan palsu. Cetakan itu nantinya akan digarap di Jakarta.

Dibuat dari Bahan Pipa HDPE... 

Biasanya hanya membutuhkan waktu hitungan hari untuk merampungkan hasil cetakan tersebut.

Insyaallah mungkin habis lebaran, saya juga belum bisa nentuin. Ini nanti digarap, setelah lebaran nanti kita kabarin secepatnya,” kata Syawal.

Syawal menyampaikan, kaki dan tangan palsu tersebut nanti akan dibuat dari bahan pipa HDPE. Untuk satu unit seharga antara Rp 4-5 juta. Menurutnya, material itu bisa bertahan lama hingga bertahun-tahun.

”Biasanya bertahan lama atau awet. Tapi tetap tergantung pada pemaikaiannya,” jelas Syawal.

Sementara itu salah satu penerima manfaat, Ahadi (73) warga Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, mengaku sangat bersyukur dengan bantuan kaki palsu gratis itu. Saat ini, kaki palsu yang terpasang di kaki kirinya sudah rusak.

”Saya sudah nganggur. Kaki (palsu) saya sudah rusak. Sudah longgar,” kata lansia yang dulu bekerja sebagai tukang bubut kayu itu.

Ahadi sudah memakai kaki palsu sejak tahun 2002 silam. Sejauh ini, setidaknya sudah empat kali dia berganti kaki palsu. Dua kali dia beli sendiri dengan harga ratusan ribu. Dua kali dia mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Alhamdulillah, dapat bantuan gratis. Memang sudah waktunya ganti (kaki palsu),” ucap Ahadi.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler