Wiwit mengklaim, saat ini Kabupaten Jepara sudah menyandang status sebagai kota perdagangan dunia. Dasarnya adalah ekspor mebel, furniture dan ukir Jepara sudah menembus sekitar 160 negara di berbagai belahan dunia.
Dia menyebutkan, tiap tahun nilai ekspor produk asal Jepara mencapai ratusan dolar Amerika Serikat. Sebagian besar didominasi produk berbahan dasar kayu.
Wiwit memaparkan, pada tahun 2023 lalu misalnya, nilai ekspor Jepara mencapai 659,2 juta dolar Amerika Serikat. Khusus mebel, furnitur dan ukiran sendiri menembus angka 319,1 juta dolar Amerika Serikat.
Angka-angka itu dinilai layak sebagai acuan untuk mengembangkan investasi di Jepara. Salah satu penunjangnya adalah pelabuhan internasional.
"Intinya kami ingin menjadikan Jepara sebagai daerah investasi terbaik di Jateng. Dan itu butuh partisipasi berbagai kalangan. Termasuk pengusaha," tandas Wiwit.
Murianews, Jepara - Sejumlah pengusaha Jepara mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara segera membangun pelabuhan internasional. Pelabuhan itu nantinya bisa menjadi titik ekspor berbagai barang.
Dorongan itu muncul saat sejumlah pengusaha saat berdialog dengan Bupati Jepara, Witiarso Utomo atau Wiwit, Rabu (12/3/2025) petang di Pendapa RA Kartini Jepara.
Reza Wisnuwardhana, perwakilan PT Wanxinda Travel Goods mengatakan, keberadaan pelabuhan berskala internasional tersebut dinilai akan membawa dampak positif bagi perekonomian Kota Ukir.
Menurutnya, pelabuhan itu bisa menekan biaya produksi dan distribusi. Baginya, pelabuhan akan menggairahkan iklim investasi di Bumi Kartini.
"Sangat mendukung. Infrastuktur juga ikut bagus. Karena bagian tak terpisahkan. Itu menjadi daya tarik untuk investor," kata Reza.
Sementara itu, Witiarso ternyata juga memiliki angan-angan serupa. Dia menyebut, pelabuhan tersebut diproyeksikan, setidaknya bisa melayani empat kabupaten sekaligus. Yaitu Kabupaten Jepara, Kudus, Pati dan Rembang.
"Kalau pelabuhan dibangun, maka pelaku usaha akan lebih nyaman. Karena nanti ada kawasan industri yang terhubung langsung dengan pelabuhan. Jadi mari kita berkolaborasi," ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Kota Perdagangan Dunia...
Wiwit mengklaim, saat ini Kabupaten Jepara sudah menyandang status sebagai kota perdagangan dunia. Dasarnya adalah ekspor mebel, furniture dan ukir Jepara sudah menembus sekitar 160 negara di berbagai belahan dunia.
Dia menyebutkan, tiap tahun nilai ekspor produk asal Jepara mencapai ratusan dolar Amerika Serikat. Sebagian besar didominasi produk berbahan dasar kayu.
Wiwit memaparkan, pada tahun 2023 lalu misalnya, nilai ekspor Jepara mencapai 659,2 juta dolar Amerika Serikat. Khusus mebel, furnitur dan ukiran sendiri menembus angka 319,1 juta dolar Amerika Serikat.
Angka-angka itu dinilai layak sebagai acuan untuk mengembangkan investasi di Jepara. Salah satu penunjangnya adalah pelabuhan internasional.
"Intinya kami ingin menjadikan Jepara sebagai daerah investasi terbaik di Jateng. Dan itu butuh partisipasi berbagai kalangan. Termasuk pengusaha," tandas Wiwit.
Editor: Budi Santoso