Mengenal KH Ahmad Fauzan, Ulama Pejuang Kemerdekaan dari Jepara
Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 18 Maret 2025 13:35:00
Murianews, Jepara – Kiai Haji Ahmad Fauzan merupakan sosok ulama kharismatik yang dimiliki Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng). KH Fauzan dikenal sebagai kiai yang gigih memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Mengutip jurnal garapan M. Dalhar berjudul ‘Kiai Ahmad Fauzan: Pemikiran dan Peranannya di Kabupaten Jepara, 1942-1972’ yang terbit dalam jurnal Indonesian Historical Studies Vol. 3 tahun 2019, KH Ahmad Fauzan hidup di rentang tahun 1905-1972 M.
KH Fauzan lahir di Dukuh Penggung, Desa Gemiring Lor, Kecamatan Nalumsari pada 1905. Beliau adalah putra keempat dari lima bersaudara yang terlahir dari pasangan Haji Abdurrasul dengan Ny. Thohiroh.
Secara garis keturunan, KH Fauzan memiliki nasab dari Kasunanan Surakarta. Kakeknya, H Ahmad Sanwasi merupakan seorang ulama keraton yang meninggalkan istana saat terjadi Perang Diponegoro (1825-1830).
H Ahmad Sanwasi adalah sahabat dekat Kiai Umar Al-Samarani yang tidak lain adalah ayah dari Kiai Sholeh Darat. Hal tersebut dapat dilihat dari periode perjuangan dakwah dari keduanya dan di tempat yang sama pula, di Mayong.
Bahkan menurut salah satu sumber, H Ahmad Sanwasi adalah menantu dari Kiai Umar Al-Samarani. Karena menikah dengan Ny. Darojah, kakak dari Kiai Soleh Darat.
Melalui ayahnya, H Abdurrasul, KH Fauzan banyak belajar tentang agama dan sosial-kemasyarakatan. Namun, masa belajar dengan ayahnya tidak lama. Karena sang ayah wafat saat menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.
Proses belajar KH Ahmad Fauzan kemudian berlanjut di pesantren. Tercatat beberapa pesantren yang pernah dijadikannya sebagai tempat menimba ilmu. Diantaranya Pesantren Balekambang, Pesantren Kasingan Rembang, Pesantren Gemiring, dan Pesantren Tayu.
Di samping itu, pada 1924 KH Fauzan juga berkesempatan melanjutkan perjalanan intelektual ke Makkah dan Madinah (haramain) selama kurang lebih dua tahun. Berbagai perjalanan intelektual itu yang di kemudian hari memengaruhi pemikiran Kiai Ahmad Fauzan.
KH Ahmad Fauzan mewarisi darah pejuang antikolonialisme dari kakeknya, KH. Ahmad Sanwasi, ulama Kasunanan Surakarta yang menjadi salah satu pemimpin pasukan Pangeran Diponegoro melawan Belanda.
KH. Ahmad Fauzan wafat pada 12 Maret 1972, dan dimakamkan di Pemakaman Suromoyo Kedungleper Bangsri. Pemilihan tempat pemakaman setidaknya dipengaruhi dari salah satu keberadaan istri yang bertempat tinggal di Bangsri, sekaligus kedekatan dengan keluarga ibu yang berasal dari Desa Banjaran Bangsri.
Sebagai penghargaan atas jasa dan perjuangannya, masyarakat Jepara menghormati KH Ahmad Fauzan dengan menggunakan namanya sebagai salah satu nama jalan di Kota Jepara. Kepahlawanannya selalu dikenang oleh warga masyarakat Jepara.
Editor: Budi Santoso



