Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Dinamika perdagangan internasional yang disebabkan kebijakan kenaikan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih jadi momok serius bagi dunia industri furnitur di Jepara, Jawa Tengah (Jateng).

Berdasarkan data ekspor komoditas furnitur dari kayu yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Jepara, tahun 2018–2024, pada tahun lalu tercatat ada 151 eksportir dengan 54 negara tujuan. Nilai ekspor furnitur kayu pada tahun tersebut mencapai 174.811.327,3 USD atau sekitar Rp 2,81 triliun. Amerika Serikat sejauh ini masih menjadi pasar terbesar bagi eksportir furnitur Jepara.

Secara keseluruhan, ekspor semua komoditas dari Kabupaten Jepara mulai dari furnitur, alas kaki, hasil laut dan lainnya pada tahun 2024 melibatkan 298 eksportir. Sedangkan tujuannya meliputi 110 negara dengan total nilai ekspor mencapai 589.578.041,32 USD.

Menanggapi situasi ini, Bupati Jepara Witiarso Utomo mengatakan pihaknya akan segera berdialog dengan para pengusaha dan eksportir asal Bumi Kartini untuk memastikan dampak tarif yang diterapkan AS ini. Selain itu, Pemkab Jepara juga akan melakukan evaluasi untuk mencari pasar-pasar ekspor lain untuk produk furnitur selain Amerika Serikat.

"Saya yakin pemerintah pusat akan mengambil langkah strategis untuk menjaga daya saing ekspor furnitur dan produk lainnya di tengah memanasnya perang dagang antara AS dan China," kata Wiwit, Sabtu (12/4/2025).

Berdasar data, ada sejumlah negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor furnitur asal Jepara. Beberapa di antara seperti Belgia, Inggris, Korsel, Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Australia dan lainnya. Sehingga, negara-negara tersebut bisa menjadi opsi bagi pengusaha untuk tetap bisa mengekspor furnitur dari Jepara.

"Kami mengimbau masyarakat dan pengusaha agar tidak panik. Kita segera bertemu pelaku ekspor untuk menentukan langkah ke depan untuk menghadapi dinamika pasar global," ujarnya.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler