Aksi protes itu dilakukan dengan memasang tanda rambu-rambu namun bernada menohok. Tulisan dalam pemberitahuan itu yakni ”Jalan ini sedang diperbaiki, tapi bohong”.
Tanda rambu-rambu itu dipasang di jalan penopang jembatan di RT 4 RW 4, Desa Dongos. Jalan jembatan tersebut berlubang. Warga pun menutupi lubang itu dengan dedaunan dan ranting pohon.
Selain itu, mereka juga membentangkan spanduk di kain putih bertuliskan ”Anda masuk di kawasan "Jurang Seni" seng sabar booss... Dongos punya”. Warga kemudian merekam suasana jalan itu lalu viral di media sosial.
Sebelum itu, warga juga sempat memviralkan video aktivitas menanam pohon di jalan tersebut. Pohon pisang ditanam di lubang-lubang yang menganga.
Salah satu warga Desa Dongos yang enggan disebutkan namanya bercerita spanduk dan tulisan di kain tersebut dipasang warga, Selasa (22/4/2025) malam. Namun ia sendiri tidak mengetahui secara pasti siapa yang memasang spanduk tersebut.
”Dipasangnya itu malam, saya tahu itu Rabu, (23/4/2025) paginya. Yang masang sih warga sini sendiri,” katanya, Kamis (24/4/2025).
Murianews, Jepara – Merasa dibohongi karena jalan rusak tak kunjung diperbaiki, warga Desa Dongos, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah menyuarakan protes pada pemerintah.
Aksi protes itu dilakukan dengan memasang tanda rambu-rambu namun bernada menohok. Tulisan dalam pemberitahuan itu yakni ”Jalan ini sedang diperbaiki, tapi bohong”.
Tanda rambu-rambu itu dipasang di jalan penopang jembatan di RT 4 RW 4, Desa Dongos. Jalan jembatan tersebut berlubang. Warga pun menutupi lubang itu dengan dedaunan dan ranting pohon.
Selain itu, mereka juga membentangkan spanduk di kain putih bertuliskan ”Anda masuk di kawasan "Jurang Seni" seng sabar booss... Dongos punya”. Warga kemudian merekam suasana jalan itu lalu viral di media sosial.
Sebelum itu, warga juga sempat memviralkan video aktivitas menanam pohon di jalan tersebut. Pohon pisang ditanam di lubang-lubang yang menganga.
Salah satu warga Desa Dongos yang enggan disebutkan namanya bercerita spanduk dan tulisan di kain tersebut dipasang warga, Selasa (22/4/2025) malam. Namun ia sendiri tidak mengetahui secara pasti siapa yang memasang spanduk tersebut.
”Dipasangnya itu malam, saya tahu itu Rabu, (23/4/2025) paginya. Yang masang sih warga sini sendiri,” katanya, Kamis (24/4/2025).
Bentuk Protes...
Dia mengatakan, spanduk tersebut dipasang warga sebagai bentuk protes karena pihak Pemerintah Kabupaten Jepara. Di mana pemerintah hanya memperbaiki kerusakan jalan dengan menutup lubang jalan menggunakan kerikil. Itu jauh dari harapan warga.
”Jalan di sini memang sudah bertahun-tahun rusak. Kemarin sekitar 10 hari yang lalu itu memang ada perbaikan, tapi lubangnya cuma ditutup pakai kerikil,” katanya.
Terpisah, Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Jepara, Agus Priyadi mengatakan untuk penanganan sementara, pada Selasa (15/4/2025) lalu pihaknya memang baru menangani lubang jalan menggunakan kerikil.
”Lubang jalan kemarin, karena darurat memang baru kita kasih kerikil. Kemungkinan besok pagi kita tambal pakai aspal karena tim baru mengerjakan yang lain, besok pagi baru pindah kesana,” jelasnya.
Sedangkan untuk penanganan gorong-gorong jalan, ia mengatakan belum bisa dilakukan dalam waktu dekat karena keterbatasan anggaran.
”Untuk gorong-gorong ini RAB-nya baru kita susun. Semoga di tahun ini bisa kita perbaiki, karena itu kan harus dibongkar,” katanya.
Editor: Zulkifli Fahmi