Farid mengaku sudah belajar mengukir sejak setahun terakhir dari saudaranya. Padahal, orang tuanya bukanlah seorang pengukir.
Namun dia tetap tertarik untuk bisa mengukir. Bahkan, Farid tetap berkomitmen untuk tetap terus belajar mengukir. Kini dia sudah bisa mengukir beberapa motif yang laku dijual.
Terpisah, Agus Triyono selaku Wakil Ketua Kegiatan Pelajar Mengukir menyampaikan, kegiatan tersebut diniatkan untuk tetap menjaga napas seni ukir Jepara pada generasi kekinian.
Untuk itu, pihaknya mendorong agar pemerintah daerah segera memasukkan seni ukir menjadi mata pelajaran muatan lokal di semua jenjang sekolah di Kabupaten Jepara.
”Setelah kegiatan ini, kita akan menumbuhkan lagi untuk muatan lokal ukir ini. Agar seni ukir Jepara semakin mendunia,” kata Agus.
Murianews, Jepara – Sebanyak 850 pelajar di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) adu kelihaian mengukir di halaman Pendapa RA Kartini Jepara, Jumat (2/5/2025).
Mereka berlomba membuktikan diri sebagai generasi penerus Kota Ukir. Ratusan pelajar itu berasal dari tingkat SD-SMA sederajat seluruh Bumi Kartini.
Sebagian besar dari mereka terlihat sudah lihai menancapkan pisau ukir dan mengayunkan palu. Bunyi benturan palu, pisau dan kayu terdengar merdu.
Para peserta mengukir kayu persegi panjang dengan motif bunga khas ukiran Jepara yang biasa dipasang menjadi ventilasi di rumah.
Sebagian dari mereka mengukir secara mandiri. Sebagiannya lagi dibimbing guru atau pendamping.
Muhammad Farid Hidayat, siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ilmi Bategede, Kecamatan Nalumsari, adalah salah satu peserta yang terlihat paling lihai mengukir.
Dari waktu satu jam yang ditetapkan panitia, dia sudah bisa selesai hanya dalam waktu sekitar 30 menit.
”(Motif ukiran) Tidak terlalu sulit. Jadi bisa selesai cepat,” kata Farid kepada Murianews.com.
Ukir Jepara Mendunia...
Farid mengaku sudah belajar mengukir sejak setahun terakhir dari saudaranya. Padahal, orang tuanya bukanlah seorang pengukir.
Namun dia tetap tertarik untuk bisa mengukir. Bahkan, Farid tetap berkomitmen untuk tetap terus belajar mengukir. Kini dia sudah bisa mengukir beberapa motif yang laku dijual.
Terpisah, Agus Triyono selaku Wakil Ketua Kegiatan Pelajar Mengukir menyampaikan, kegiatan tersebut diniatkan untuk tetap menjaga napas seni ukir Jepara pada generasi kekinian.
Sebab, menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, regenerasi pengukir Jepara semakin berkurang.
Untuk itu, pihaknya mendorong agar pemerintah daerah segera memasukkan seni ukir menjadi mata pelajaran muatan lokal di semua jenjang sekolah di Kabupaten Jepara.
”Setelah kegiatan ini, kita akan menumbuhkan lagi untuk muatan lokal ukir ini. Agar seni ukir Jepara semakin mendunia,” kata Agus.
Editor: Dani Agus