Maskur menambahkan, dengan total area mencapai 85.000 meter persegi, IFEX 2026 akan memberikan ruang lebih besar bagi produsen furnitur dari seluruh Indonesia, termasuk Jepara, untuk menampilkan karya terbaik mereka.
Fasilitas andalan seperti Free Shuttle Bus dan Hosted Buyers Program tetap hadir. Bahkan akan ditingkatkan kualitasnya demi memberikan pengalaman berkelas internasional bagi pengunjung dan peserta.
Sementara itu, Direktur PT Dyandra Promosindo, Addy Damarwulan Gunadi, menyatakan kerja sama strategis dengan Atase Perdagangan (Atdag) dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) juga akan diperkuat.
“Kami ingin memastikan bahwa jaringan promosi dan potensi buyer global bisa dijangkau secara lebih maksimal,” ujarnya.
Menurutnya, dengan dukungan yang solid dari pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat, Jepara tidak hanya mempertahankan posisinya di peta industri mebel/furnitur dunia, tetapi juga siap melangkah lebih jauh sebagai simbol kemajuan industri kreatif Indonesia di kancah global.
Murianews, Jepara - Kebijakan Pemerintah Amerika Serikat terkait impor masih menjadi momok tersendiri bagi para pengusaha furnitur di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng). Untuk itu, para pengusaha kini telah menyiapkan rancangan strategi baru.
Sekretaris Jenderal DPP Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Maskur Zaenuri, menyampaikan, tarif impor yang diterapkan Pemerintah Amerika Serikat itu berpotensi menggerus pertumbuhan usaha mebel.
“Mengacu pada preliminary determination, kebijakan ini dapat menggerus lebih dari 53% ekspor kita,” ungkap Maskur saat bicara dalam agenda Roadshow Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 di Hotel d’Season Bandengan, Selasa (27/5/2025).
Untuk itu, lanjut Maskur, HIMKI merancang strategi perluasan pasar ke wilayah non-tradisional. Seperti Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika Timur, Eropa Timur, dan Amerika Latin. Beberapa misi dagang serta program buyer matching telah berhasil digelar di negara-negara seperti Kazakhstan, Kenya, dan Uni Emirat Arab.
“Di sisi lain, pendekatan digital juga diperkuat,” kata Maskur.
Maskur mengatakan, produk-produk UMKM Indonesia mulai diintegrasikan ke platform e-commerce B2B global. Seperti Archiproducts untuk meningkatkan akses pasar secara digital, termasuk dari sentra produksi kecil.
Untuk menciptakan ekosistem yang lebih sehat, imbuh Maskur, HIMKI juga mengusulkan penyederhanaan regulasi. Khususnya terkait kewajiban SVLK dan V-Legal untuk industri hilir.
“Kami mendukung keberlanjutan, tetapi menolak beban administratif yang tidak proporsional bagi industri padat karya,” tegas Maskur.
IFEX 2026...
Maskur menambahkan, dengan total area mencapai 85.000 meter persegi, IFEX 2026 akan memberikan ruang lebih besar bagi produsen furnitur dari seluruh Indonesia, termasuk Jepara, untuk menampilkan karya terbaik mereka.
Fasilitas andalan seperti Free Shuttle Bus dan Hosted Buyers Program tetap hadir. Bahkan akan ditingkatkan kualitasnya demi memberikan pengalaman berkelas internasional bagi pengunjung dan peserta.
Sementara itu, Direktur PT Dyandra Promosindo, Addy Damarwulan Gunadi, menyatakan kerja sama strategis dengan Atase Perdagangan (Atdag) dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) juga akan diperkuat.
“Kami ingin memastikan bahwa jaringan promosi dan potensi buyer global bisa dijangkau secara lebih maksimal,” ujarnya.
Menurutnya, dengan dukungan yang solid dari pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat, Jepara tidak hanya mempertahankan posisinya di peta industri mebel/furnitur dunia, tetapi juga siap melangkah lebih jauh sebagai simbol kemajuan industri kreatif Indonesia di kancah global.
Editor: Budi Santoso