Hanya Punya Satu, Jepara Butuh Tambahan SLB
Faqih Mansur Hidayat
Senin, 9 Juni 2025 18:03:00
Murianews, Jepara – Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, saat ini hanya memiliki satu Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berlokasi di Desa Senenan, Kecamatan Tahunan.
Kondisi ini menyebabkan banyak anak berkebutuhan khusus (ABK) di wilayah tersebut kesulitan mengakses pendidikan, terutama bagi mereka yang tinggal jauh dari pusat kota.
Sekretaris Sahabat Difabel (Sadifa) Jepara, Aswin mengatakan, banyak keluarga anak berkebutuhan khusus mengaku kesulitan menjangkau sekolah yang sesuai karena jarak yang harus ditempuh terlalu jauh. Belum lagi transportasi dan keterbatasan ekonomi yang menjadi momok.
”Dalam beberapa kasus, anak berkebutuhan khusus akhirnya tidak sekolah sama sekali. Pasalnya tidak ada alternatif pendidikan inklusif yang dekat dengan tempat tinggal mereka,” katanya, Senin (9/6/2025).
Aswin memastikan betapa pentingnya pembangunan SLB tambahan di wilayah utara dan timur Jepara.
Di wilayah Utara misalnya, diusulkan pendirian SLB di Kecamatan Kembang atau Bangsri, agar bisa melayani pendidikan anak berkebutuhan khusus yang berada di Kecamatan Kembang, Bangsri, Keling, dan Donorojo.
Saat ini, anak-anak di wilayah tersebut harus menempuh perjalanan puluhan kilometer untuk sampai ke SLB Senenan.
”Minimal dibuatkan SLB di daerah utara ya, biar teman-teman berkebutuhan khusus juga tidak terkendala jarak. Apalagi sistem sekolah anak berkebutuhan khusus itu ditemani orang tua, jadi orang tua yang bekerja juga susah,” jelas Aswin.
Cuma Lima Persen...
Selain wilayah utara, wilayah timur dan selatan Jepara juga sangat membutuhkan kehadiran SLB.
Jika dibuatkan SLB di wilayah tersebut akan menampung anak berkebutuhan khusus di Kecamatan Pecangaan, Kalinyamatan, Mayong, dan Welahan.
Sementara itu, SLB di Desa Senenan diharapkan tetap bisa difungsikan untuk melayani wilayah sekitar seperti Kecamatan Jepara, Tahunan, Kedung, Batealit, dan Pakisaji.
Aswin berharap, agar pemerintah bisa memberi perhatian serius terhadap kondisi pendidikan anak berkebutuhan khusus di Jepara.
Sebab, dengan adanya pembagian zonasi SLB ini, akan membuat distribusi fasilitas pendidikan anak mereka menjadi lebih merata dan proporsional.
”Dari teman-teman berkebutuhan khusus hanya lima puluh persen yang bisa mengakses pendidikan,” bebernya.
Bupati Maju ke Provinsi...
Menanggapi hal ini, Bupati Jepara Witiarso Utomo menyebut, pihaknya telah berdiskusi dengan pemerintah provinsi Jawa Tengah terkait usulan kebutuhan SLB di Jepara.
Witiarso mengaku, perlu pendekatan secara intensif dengan Pemerintah Provinsi agar apa yang menjadi kebutuhan dari teman-teman berkebutuhan khusus bisa terealisasikan.
”Kita sudah berdiskusi dengan provinsi untuk mengajukan SLB di Jepara plus SMA/SMK di Jepara. Harus perbanyak komunikasi karena memang ranahnya di provinsi,” kata Wiwit.
Editor: Supriyadi
Murianews, Jepara – Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, saat ini hanya memiliki satu Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berlokasi di Desa Senenan, Kecamatan Tahunan.
Kondisi ini menyebabkan banyak anak berkebutuhan khusus (ABK) di wilayah tersebut kesulitan mengakses pendidikan, terutama bagi mereka yang tinggal jauh dari pusat kota.
Sekretaris Sahabat Difabel (Sadifa) Jepara, Aswin mengatakan, banyak keluarga anak berkebutuhan khusus mengaku kesulitan menjangkau sekolah yang sesuai karena jarak yang harus ditempuh terlalu jauh. Belum lagi transportasi dan keterbatasan ekonomi yang menjadi momok.
”Dalam beberapa kasus, anak berkebutuhan khusus akhirnya tidak sekolah sama sekali. Pasalnya tidak ada alternatif pendidikan inklusif yang dekat dengan tempat tinggal mereka,” katanya, Senin (9/6/2025).
Aswin memastikan betapa pentingnya pembangunan SLB tambahan di wilayah utara dan timur Jepara.
Di wilayah Utara misalnya, diusulkan pendirian SLB di Kecamatan Kembang atau Bangsri, agar bisa melayani pendidikan anak berkebutuhan khusus yang berada di Kecamatan Kembang, Bangsri, Keling, dan Donorojo.
Saat ini, anak-anak di wilayah tersebut harus menempuh perjalanan puluhan kilometer untuk sampai ke SLB Senenan.
”Minimal dibuatkan SLB di daerah utara ya, biar teman-teman berkebutuhan khusus juga tidak terkendala jarak. Apalagi sistem sekolah anak berkebutuhan khusus itu ditemani orang tua, jadi orang tua yang bekerja juga susah,” jelas Aswin.
Cuma Lima Persen...
Selain wilayah utara, wilayah timur dan selatan Jepara juga sangat membutuhkan kehadiran SLB.
Jika dibuatkan SLB di wilayah tersebut akan menampung anak berkebutuhan khusus di Kecamatan Pecangaan, Kalinyamatan, Mayong, dan Welahan.
Sementara itu, SLB di Desa Senenan diharapkan tetap bisa difungsikan untuk melayani wilayah sekitar seperti Kecamatan Jepara, Tahunan, Kedung, Batealit, dan Pakisaji.
Aswin berharap, agar pemerintah bisa memberi perhatian serius terhadap kondisi pendidikan anak berkebutuhan khusus di Jepara.
Sebab, dengan adanya pembagian zonasi SLB ini, akan membuat distribusi fasilitas pendidikan anak mereka menjadi lebih merata dan proporsional.
”Dari teman-teman berkebutuhan khusus hanya lima puluh persen yang bisa mengakses pendidikan,” bebernya.
Bupati Maju ke Provinsi...
Menanggapi hal ini, Bupati Jepara Witiarso Utomo menyebut, pihaknya telah berdiskusi dengan pemerintah provinsi Jawa Tengah terkait usulan kebutuhan SLB di Jepara.
Witiarso mengaku, perlu pendekatan secara intensif dengan Pemerintah Provinsi agar apa yang menjadi kebutuhan dari teman-teman berkebutuhan khusus bisa terealisasikan.
”Kita sudah berdiskusi dengan provinsi untuk mengajukan SLB di Jepara plus SMA/SMK di Jepara. Harus perbanyak komunikasi karena memang ranahnya di provinsi,” kata Wiwit.
Editor: Supriyadi