Rabu, 19 November 2025

Bukannya marah, mereka justru saling tertawa lepas ketika tubuhnya dipukul dengan api yang berkobar-kobar itu. Tak ada rasa marah. Tak ada rasa dendam.

Mereka menganggap pukulan-pukulan itu sebagai bentuk persahabatan antar lelaki di Desa Tegalsambi.

”Tradisi ini sudah berjalan turun temurun,” kata Petinggi Desa Tegalsami, Agus Santoso.

Agus menyebutkan, para pemain yang merupakan warganya itu memang sudah terlatih sejak muda. Sehingga mereka bisa menjaga dirinya.

”Kalaupun ada yang terluka, kami siapkan minyak yang sudah didoakan. Dengan minyak itu, luka-luka akibat percikan api bisa sembuh,” ujar Agus.

Agus menyampaikan, tradisi ini sudah berjalan turun temurun dan telah menjadi warisan budaya tak benda (WBTB). Tradisi ini juga menjadi rangkaian sedekah bumi desa. 

”Sampai sekarang kami terus merawat tradisi yang telah diwariskan para leluhur,” ucap Agus.

Editor: Supriyadi

Komentar

Terpopuler