Dari kejauhan, SDN 3 Kaliombo berada di samping Sungai Serang Welahan Drainase (SWD) II. Jalan menuju sekolah itu masih berupa tanah.
Sekolah itu merupakan satu-satunya yang ada di Dukuh Godhang Doro Payung tersebut.
SDN 3 Kaliombo hanya memiliki empat ruangan. Satu di antaranya merupakan bangunan baru yang didirikan pada tahun 2024 lalu. Sedangkan bangunan lainnya berdiri sejak tahun 1985 silam.
Kepala SDN 3 Kaliombo Ahmad Yani menyebut, saat ini jumlah siswa hanya 45 anak. Rinciannya, Kelas 1 sebanyak 7 siswa, Kelas 2 (2 siswa), Kelas 3 (8 siswa), Kelas 4 (11 siswa), Kelas 5 (8 siswa), dan kelas 6 (9 siswa).
Seluruh siswa SDN 3 Kaliombo merupakan warga dusun setempat.
”Kami hanya punya empat ruangan. Kondisinya alakadarnya seperti ini,” kata Yani saat ditemui Murianews.com, Senin (16/6/2025).
Yani menyebutkan, sejak berdiri hingga tahun ajaran 2022/2023, siswa yang sekolah di SDN 3 Kaliombo hanya sampai kelas tiga. Setelah kelas 3, para siswa melanjutkan sekolah ke SDN 1 Desa Gerdu, Kecamatan Pecangaan.
Murianews, Jepara – Kondisi miris menyelimuti SDN 3 Kaliombo, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng). Betapa tidak, karena ruangan terbatas, akhirnya tempat belajar terpaksa disekat dengan tripleks.
Dari kejauhan, SDN 3 Kaliombo berada di samping Sungai Serang Welahan Drainase (SWD) II. Jalan menuju sekolah itu masih berupa tanah.
Sekolah itu merupakan satu-satunya yang ada di Dukuh Godhang Doro Payung tersebut.
SDN 3 Kaliombo hanya memiliki empat ruangan. Satu di antaranya merupakan bangunan baru yang didirikan pada tahun 2024 lalu. Sedangkan bangunan lainnya berdiri sejak tahun 1985 silam.
Kepala SDN 3 Kaliombo Ahmad Yani menyebut, saat ini jumlah siswa hanya 45 anak. Rinciannya, Kelas 1 sebanyak 7 siswa, Kelas 2 (2 siswa), Kelas 3 (8 siswa), Kelas 4 (11 siswa), Kelas 5 (8 siswa), dan kelas 6 (9 siswa).
Seluruh siswa SDN 3 Kaliombo merupakan warga dusun setempat.
”Kami hanya punya empat ruangan. Kondisinya alakadarnya seperti ini,” kata Yani saat ditemui Murianews.com, Senin (16/6/2025).
Yani menyebutkan, sejak berdiri hingga tahun ajaran 2022/2023, siswa yang sekolah di SDN 3 Kaliombo hanya sampai kelas tiga. Setelah kelas 3, para siswa melanjutkan sekolah ke SDN 1 Desa Gerdu, Kecamatan Pecangaan.
Sudah Pernah Ajukan Bantuan...
”Mulai dari tahun ajaran 2022/2023, kami buka kelas 4,5 dan 6. Sedangkan kami hanya punya empat ruangan,” ujar Yani.
Akhirnya, lanjut Yani, pihak sekolah terpaksa menyusun ruangan dengan cara menyekatnya dengan tripleks. Jumlah siswa yang sedikit memang masih memungkinkan penyekatan itu dilakukan.
Terlihat, ruangan berukuran 7 x 7 meter itu disekat dengan tripeks menjadi dua. Andaikan siswa naik ke atas meja misalnya, maka mereka bisa melihat siswa lain di ruang sebelahnya.
Dengan kondisi miris seperti itu, proses pembelajaran menjadi tak kondusif. Para siswa pun mengakui tak bisa fokus dengan pelajaran.
Empat ruangan tersebut, jelas Yani, tiga ruangan dibagi menjadi dua ruang antarkelas yang memungkinkan. Yaitu, kelas 1 disekat dengan kelas 3, kelas 6 disekat dengan kelas 2, kelas 4 disekat dengan ruang guru dan kepala sekolah.
”Sedangkan bangunan yang baru dibangun pada 2024, kami prioritaskan untuk kelas 5. Sebagai tolok ukur UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer),” ujar Yani.
Yani mengaku bahwa pihak sekolah tak bisa berbuat banyak. Sebab beberapa kali mengajukan bantuan gedung baru kepada pemerintah tak kunjung terealisasi.
Di sisi lain, warga setempat tetap ingin menyekolahkan anak-anaknya di SDN 3 Kaliombo itu hingga lulus kelas 6.
Editor: Dani Agus