Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara - Sebagian pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) mengaku kesulitan menembus minimarket seperti Indomaret dan Alfamart. Akibatnya, pemasaran produk mereka tidak bisa maksimal.

Prabowo Hadi Saputra, pemilik merek Kopi Batealit, mengaku sudah sejak 2019 sudah mengantongi izin lengkap seperti Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), Nomor Induk Berusaha (NIB), dan sertifikat halal. Namun masih kesulitan memasarkan produknya di jaringan ritel modern seperti Indomaret dan Alfamart.

“Kami sudah ajukan sejak 2021, terakhir di 2023, sampai ke manajemen wilayah dan pusat, tapi tidak ada respon. Sekarang malah stand produk lokal dihapus. Padahal kami produksi bisa 150 kg per bulan,” ujar Prabowo (24/6/2025).

Prabowo memproduksi dua varian kopi lokal Jepara. Masing-masing robusta dan kopi excelsa (kopi nangka), dengan harga masing-masing Rp180 ribu dan Rp220 ribu per kilogram. Ia mengaku pasarnya besar, tapi akses ke rak swalayan masih tertutup rapat.

Menanggapi keluhan itu, Bupati Jepara Witiarso Utomo, akan segera menelusuri dan memastikan terkait perjanjian antara pihak ritel dan pemerintah daerah yang seharusnya memberi ruang bagi produk UMKM lokal.

“Saya sudah perintahkan Disperindag untuk cek dan tindak lanjuti. Kalau memang ada MoU atau kerja sama yang menjanjikan ruang untuk UMKM, itu harus ditegakkan. Jangan sampai produk Jepara tak punya tempat di tanahnya sendiri,” tegas Bupati.

Ia menambahkan, semangat UMKM di desa-desa seperti Batealit harus diiringi dengan dukungan nyata dari semua pihak, termasuk korporasi retail. Termasuk produk kopi Jepara.

"Produk mereka sudah layak jual. entu harus diakomodir," pungkasnya.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler