Menurut Wulan, progam Kartu Sarjana Jepara sangat membantu pendidikan anaknya. Sebab jika hanya mengandalkan pendapatannya dan suami, hampir bisa dipastikan tak akan cukup untuk membayar ongkos kuliah beserta biaya hidup anaknya.
”Kalau ditotal penghasilan kita sebenarnya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Tapi saya berusaha menyisihkan untuk pendidikan anak karena itu terkait masa depannya,” kata Wulan, Selasa (15/7/2025).
Meski berasal dari keluarga kurang mampu, Indi tergolong anak berprestasi saat sekolah menengah lanjutan atas atau sederajat. Karena alasan itu juga ia bisa mendaftar ke Universitas Negeri Surakarta (UNS) lewat Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi atau SNBP.
Diketahui, SNBP menggunakan nilai rapor dan piagam kejuaraan. Indurasmi memang punya sertifikat penghargaan seperti dari lomba karya ilmiah yang pernah diikutinya. Ia juga tercatat sebagai penghafal Al-Qur’an.
Untuk lomba karya ilmiah, Indi pernah masuk 30 besar tingkat nasional. Bahkan saat lomba karya ilmiah yang digelar di UIN Malang, Indurasmi meraih juara tiga tingkat nasional.
”Kalau untuk hafalan Al-Qur’an, anak saya terakhir sudah hafal 11 juz,” ucap Wulan.
Wulan mengaku anaknya sempat gamang saat hendak mendaftar kuliah lewat SNPB. Pasalnya, anaknya sudah membayangkan orang tuanya bakal mengeluarkan uang dalam jumlah besar.
Saat Indurasmi mendaftar SNBP di UNS Surakarta dan dinyatakan diterima, ia sudah harus merogoh kocek hingga Rp 5 jutaan.
Murianews, Jepara – Bupati Jepara, Jawa Tengah, Witiarso Utomo telah meluncurkan program ungguan berupa Kartu Sarjana Jepara.
Salah satu penerimanya pada tahun ini adalah Indurasmi Kirna Firdaus (18), tahfiz asal RT 8/RW 3 Desa Bulungan, Kecamatan Pakis Aji. Hafizah yang akrab disapa Indi itu merupakan anak dari pasangan Mei Wulandari (40) Muchamad Udin Purnomo (47).
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah sederhana. Di rumahnya yang dulunya merupakan brak mebel ini, tak terlihat barang-barang elektronik. Lantai rumah masih berupa tanah merah.
Berbagai barang juga terlihat menumpuk di ruang tamu yang bersebelahan dengan dapur karena terbatasnya ruangan.
Tanah yang ditempati keluarga Indurasmi juga bukan milik pribadi. Namun masih milik nenek Indi yang juga tinggal serumah dengan Mei Wulandari.
Muchamad Udin Purnomo bekerja sebagai tukang kayu. Saat usaha mebel di bos tempatnya bekerja lesu, maka honornya juga tak menentu.
Sedang Mei Wulandari sekitar setahunan terakhir menjadi guru PAUD Bumi Kartini. Sebelumnya, ia guru TK swasta di Desa Bulungan dengan honor di bawah Rp 500 ribu per bulan.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Wulan, menjadi tukang setrika baju. Malam hari, ia juga nyambi mengajar les privat anak-anak tetangganya.
Diterima di UNS...
Menurut Wulan, progam Kartu Sarjana Jepara sangat membantu pendidikan anaknya. Sebab jika hanya mengandalkan pendapatannya dan suami, hampir bisa dipastikan tak akan cukup untuk membayar ongkos kuliah beserta biaya hidup anaknya.
”Kalau ditotal penghasilan kita sebenarnya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Tapi saya berusaha menyisihkan untuk pendidikan anak karena itu terkait masa depannya,” kata Wulan, Selasa (15/7/2025).
Meski berasal dari keluarga kurang mampu, Indi tergolong anak berprestasi saat sekolah menengah lanjutan atas atau sederajat. Karena alasan itu juga ia bisa mendaftar ke Universitas Negeri Surakarta (UNS) lewat Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi atau SNBP.
Diketahui, SNBP menggunakan nilai rapor dan piagam kejuaraan. Indurasmi memang punya sertifikat penghargaan seperti dari lomba karya ilmiah yang pernah diikutinya. Ia juga tercatat sebagai penghafal Al-Qur’an.
Untuk lomba karya ilmiah, Indi pernah masuk 30 besar tingkat nasional. Bahkan saat lomba karya ilmiah yang digelar di UIN Malang, Indurasmi meraih juara tiga tingkat nasional.
”Kalau untuk hafalan Al-Qur’an, anak saya terakhir sudah hafal 11 juz,” ucap Wulan.
Wulan mengaku anaknya sempat gamang saat hendak mendaftar kuliah lewat SNPB. Pasalnya, anaknya sudah membayangkan orang tuanya bakal mengeluarkan uang dalam jumlah besar.
Saat Indurasmi mendaftar SNBP di UNS Surakarta dan dinyatakan diterima, ia sudah harus merogoh kocek hingga Rp 5 jutaan.
Melihat di Medsos Bupati Jepara...
”Anak cerita waktu keterima merasa sedih, terus nanti bayar pakai apa. Terus saya jawab nanti ibu cari, namanya orang tua pasti akan mengupayakan apalagi anaknya ingin masuk ke universitas,” ujarnya.
Kegamangan Wulan dan Indi mulai menipis saat ia melihat ada program Kartu Sarjana Jepara di media sosial milik Bupati Jepara Witiarso Utomo. Ia lalu menggali informasi terkait progam itu.
Hingga akhirnya mendaftar dan dinyatakan sebagai penerima Kartu Sarjana Jepara. Praktis, biaya selama kuliah delapan semester di UNS ditanggung oleh Pemkab Jepara.
“Saya bersyukur karena keluarga kurang mampu juga punya kesempatan untuk pendidikan tinggi. Progam ini sangat membantu sekali,” ucap Wulan.
Sementara itu, Bupati Witiarso Utomo mengatakan program Kartu Sarjana Jepara merupakan upaya untuk membangun sumber daya manusia di Kota Ukir.
Investasi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) ini juga bagian dari membangun daerah. Diharapkan anak yang dibiayai program ini nanti ilmunya juga bisa didedikasikan untuk Jepara.
”Kita anggarkan untuk progam Kartu Sarjana Jepara Rp 500 juta pada APBD Perubahan 2025. Untuk 2026, anggaran ditambah hingga menjadi Rp 5 miliar,” jelasnya.
Editor: Dani Agus