Tim juga melacak informasi terkait siapa saja yang saat itu juga divaksin dengan vaksin yang sama. Hasilnya, ada satu balita yang juga diimunisasi bersamaan dengan bayi itu, namun tidak terdapat masalah.
”Kemudian pada sekitar hari ke-9 pasca imunisasi, ibu dan anaknya mengikuti kelas ibu balita. Saat itu pun tidak ada komunikasi terkait gejala KIPI ke bidan. Di situ juga ada dokumentasi, bayinya tampak sehat,” imbuh Eko.
Soal bengkak pada bekas suntikan, Eko menyebut dari pihak dokter klinik yang sempat memeriksa bayi dan RS PKU Muhammadiyah Mayong, tidak ditemukan bengkak itu.
Hasil investigasi itu kini belum diberikan kepada pihak keluarga sebab rekomendasi resmi dari tim ahli. Kendati begitu, Eko tidak ingin menyalahkan pihak keluarga. Melainkan, pihaknya ingin agar peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran bersama.
Diberitakan sebelumnya, bayi perempuan berusia 2,5 bulan meninggal dunia beberapa hari setelah imunisasi di Posyandu di Desa Wanusobo, Kecamatan Kedung.
Bayi tersebut merupakan buah hati pasangan muda Mauliddiva Muhammad Kenangkana (26) dan Reza Meutia Agustina (20).
Bayi itu divaksin imunisasi jenis DPT 1 di Posyandu Melati pada 12 Juni 2025. Namun beberapa hari setelahnya bayi mengalami gangguan kesahatan. Hingga akhirnya pada 29 Juni 2025, bayi tersebut meninggal di RS PKU Muhammadiyah Mayong.
Murianews, Jepara – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) telah merampungkan proses investigasi dugaan kematian bayi akibat imunisasi.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Jepara Eko Cahyo Puspeno menyampaikan, proses investigasi itu dilakukan secara berjenjang dan mendalam.
Mulai dari masyarakat, Posyandu, Puskesmas, klinik hingga RS PKU Muhammadiyah Mayong di mana bayi tersebut meninggal dunia.
Data-data dari bawah itu kemudian dianalisa oleh Satgas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kabupaten Jepara. Hasilnya lalu dibahas langsung oleh Komda KIPI Provinsi Jateng dan Komnas KIPI.
”Dari kesimpulannya, kajian kausalitas yang dilakukan beliau-beliau itu hasilnya co insident atau in konsisten,” kata Eko, Selasa (29/7/2025).
Maksudnya, jelas Eko, penyebab kematian bayi tersebut tidak ada hubungan langsung dengan vaksin, kesalahan prosedur atau reaksi kecemasan imunisasi. Tetapi, penyebabnya adalah murni ada penyakit lain yang bersamaan setelah adanya imunisasi.
Eko menyebut, penyakit-penyakit itu sesuai dengan diagnosa yang dikeluarkan oleh RS PKU Muhammadiyah Mayong (29/6/2025). Diagnosa yang masuk yaitu P92.0 Vomiting in newborn; A41.9 Sepsis, unspecified; R57. Septic shock.
Eko mengungkapkan, kesimpulan hasil investigasi juga diperkuat dengan berbagai temuan fakta oleh tim. Yaitu, tidak adanya tanda infeksi akibat suntikan.
Menjadi Pembelajaran Bersama...
Tim juga melacak informasi terkait siapa saja yang saat itu juga divaksin dengan vaksin yang sama. Hasilnya, ada satu balita yang juga diimunisasi bersamaan dengan bayi itu, namun tidak terdapat masalah.
”Kemudian pada sekitar hari ke-9 pasca imunisasi, ibu dan anaknya mengikuti kelas ibu balita. Saat itu pun tidak ada komunikasi terkait gejala KIPI ke bidan. Di situ juga ada dokumentasi, bayinya tampak sehat,” imbuh Eko.
Soal bengkak pada bekas suntikan, Eko menyebut dari pihak dokter klinik yang sempat memeriksa bayi dan RS PKU Muhammadiyah Mayong, tidak ditemukan bengkak itu.
”Misalnya ada bekas suntikan, ada bekas kemerah-merahan, demam ringan itu adalah KIPI yang ringan. Yang itu bisa sembuh dengan cepat. Kalaupun itu ada. Itu pun sesuatu yang wajar, biasa terjadi,” kata Eko.
Hasil investigasi itu kini belum diberikan kepada pihak keluarga sebab rekomendasi resmi dari tim ahli. Kendati begitu, Eko tidak ingin menyalahkan pihak keluarga. Melainkan, pihaknya ingin agar peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran bersama.
Diberitakan sebelumnya, bayi perempuan berusia 2,5 bulan meninggal dunia beberapa hari setelah imunisasi di Posyandu di Desa Wanusobo, Kecamatan Kedung.
Bayi tersebut merupakan buah hati pasangan muda Mauliddiva Muhammad Kenangkana (26) dan Reza Meutia Agustina (20).
Bayi itu divaksin imunisasi jenis DPT 1 di Posyandu Melati pada 12 Juni 2025. Namun beberapa hari setelahnya bayi mengalami gangguan kesahatan. Hingga akhirnya pada 29 Juni 2025, bayi tersebut meninggal di RS PKU Muhammadiyah Mayong.
Editor: Dani Agus