Jumat, 21 November 2025

Murianews, Kudus – Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Jepara (MUI Jepara) dan PCNU Jepara, telah menyatakan tidak setuju atas rencana pendirian peternakan babi di Kabupaten Jepara. Atas respon ini, Bupati Jepara Witiarso Utomo menyatakan bisa memahaminya.

Terkait tawaran investasi peternakan babi ini, menurut Witiarso menyatakan memang cukup menarik. Namun pihaknya juga menilai hal ini sangat sensitif. Itu karena mayoritas masyarakat di Kabupaten Jepara adalah muslim. Karena itu, pihaknya mensyaratkan kepada investor agar berdiskusi dengan MUI dan para ulama lainnya.

Bupati Jepara, Witiarso Utomo juga mengaku tak akan berani mengambil kebijakan jika para ulama dan kiai tidak merestuinya. Pihaknya tidak ingin menciderai masyarakat Jepara. Setelah mendapatkan fatwa dari MUI Jateng dan PCNU Jepara ini, pihaknya akan mengikuti fatwa tersebut.

“Selama MUI atau NU sendiri tidak mengizinkan (usaha peternakan babi di Jepara), ya kami juga tidak akan memberikan izin,” tegas politisi PDI Perjuangan itu.

Di sisi lain, Witiarso Utomo mengaku sebelumnya sudah berdiskusi panjang dengan calon investor peternakan babi itu. Disebutkannya, calon lokasi peternakan babi itu berada di Desa Jugo, Kecamatan Donorojo, dengan beberapa hal yang ditawarkan investor tersebut.

Witiarso Utomo mengungkapkan, rencananya investor peternakan babi akan mengimpor babi indukan atau anakan untuk dibesarkan di Jepara, sebelum kemudian diekspor. Per tahun, akan ada 2 hingga 3 juta ekor babi yang diternak di Jepara.

Dalam hal ini investor disebutkan akan memberi retribusi kepada Pemkab Jepara sebesar Rp 300 ribu per ekor dengan asumsi jumlah babi yang dikelola 2-3 juta ekor per tahun. Mereka juga menawarkan coorporate social responsibility (CSR) kepada masyarakat sebesar Rp 50 miliar hingga Rp 100 miliar per tahun.

Pelabuhan....

Kemudian, mereka juga akan membangun jalan sepanjang 10-15 kilometer dari peternakan babi ke pelabuhan. Rencananya mereka juga membangun pelabuhan sendiri dengan tujuan agar tak mengganggu aktiitas masyarakat.

Berikutnya, Witiarso Utomo juga menyebutkan, investor itu juga akan membangun pabrik makanan, sosis dan mie di Jepara untuk diekspor ke luar negeri.

Peternakan babi itu juga membutuhkan jagung sebanyak 1 ton/tahun/ekor babi. Dengan kata lain, butuh sekitar 2,5-3 juta ton jagung per tahun. Untuk itu, investor tersebut juga akan membeli jagung dari petani dengan harga Rp 6 ribu per kilogram.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler