”Kami belum bisa memastikan apakah desa yang berpotensi kekeringan akan bertambah atau tidak. Sebab kami belum dapat rilis resmi dari BMKG,” ucap Bagus.
Dari 21 desa tersebut, saat ini yang sudah mengalami kekeringan adalah Desa Sumberrejo. Tepatnya di Dukuh Alang-alang Ombo dan Glingsem.
”Yang terdampak sudah ada 647 KK (Kartu Keluarga). Atau 841 jiwa,” sebut Bagus.
Pada Senin (11/8/2025) lalu, lanjut Bagus, BPBD sudah mengirimkan air bersih sebanyak dua truk tangki. Masing-masing tangki berkapasitas lima ribu liter.
”Rencananya kami kirim dua kali dalam sepekan. Tapi kita lihat perkembangannya. Kami sudah meminta pemerintah desa untuk melaporkan kebutuhan air bersih warga. Nanti kita sesuaikan,” jelas Bagus.
Sementara itu, dalam waktu dekat, Bagus memprediksi Desa Kedungmalang, Kecamatan Kedung akan mengalami kekeringan.
Di sisi lain, setidaknya dalam dua bulan terakhir, ratusan pelanggan PDAM Jepara di RT 3, 4 dan 5 RW 3 Desa Kedungmalang krisis air bersih.
Air dari PDAM mampet karena pipa bocor dan debit air baku di Bendungan Bompes berkurang.
Murianews, Jepara – Kekeringan mulai terjadi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Berdasarkan pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara, saat ini, tercatat ada 21 desa yang terancam krisis air bersih.
Kabid Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Jepara, Bagus Ari Wibowo menyampaikan, pemetaan wilayah rawan kekeringan itu berpijak pada data kekeringan tahun 2024 lalu. Dia menyebutkan, total ada 13 kecamatan dari 16 kecamatan di Kota Ukir yang berpotensi kekeringan.
”Tahun lalu ada 21 desa yang tedampak kekeringan. Total ada 20.386 jiwa yang terdampak,” sebut Bagus, Rabu (13/8/2025).
Bagus merinci, 21 desa tersebut adalah Desa Ngabul Kecamatan Tahunan. Lalu Desa Sumberrejo, Clering dan Jugo Kecamatan Donorojo.
Kemudian Desa Kaliombo, Kecamatan Pecangaan. Selanjutnya Desa Kunir, Gelang dan Watuaji, Kecamatan Keling.
Lalu Desa Kepuk, Tengguli dan Srikandang Kecamatan Bangsri. Desa Ujungpandan, Kecamatan Welahan. Desa Plajan, Kecamatan Pakisaji.
Kemudian Desa Kuwasen dan Kedungcino, Kecamatan Jepara. Desa Karimunjawa dan Kemujan Kecamatan Karimunjawa. Desa Raguklampitan, Kecamatan Batealit.
Lalu, Desa Bategede, Kecamatan Nalumsari. Desa Kedungmalang Kecamatan Kedung, serta Desa Pancur Kecamatan Mayong.
Belum ada Rilis BMKG...
”Kami belum bisa memastikan apakah desa yang berpotensi kekeringan akan bertambah atau tidak. Sebab kami belum dapat rilis resmi dari BMKG,” ucap Bagus.
Dari 21 desa tersebut, saat ini yang sudah mengalami kekeringan adalah Desa Sumberrejo. Tepatnya di Dukuh Alang-alang Ombo dan Glingsem.
”Yang terdampak sudah ada 647 KK (Kartu Keluarga). Atau 841 jiwa,” sebut Bagus.
Pada Senin (11/8/2025) lalu, lanjut Bagus, BPBD sudah mengirimkan air bersih sebanyak dua truk tangki. Masing-masing tangki berkapasitas lima ribu liter.
”Rencananya kami kirim dua kali dalam sepekan. Tapi kita lihat perkembangannya. Kami sudah meminta pemerintah desa untuk melaporkan kebutuhan air bersih warga. Nanti kita sesuaikan,” jelas Bagus.
Sementara itu, dalam waktu dekat, Bagus memprediksi Desa Kedungmalang, Kecamatan Kedung akan mengalami kekeringan.
Di sisi lain, setidaknya dalam dua bulan terakhir, ratusan pelanggan PDAM Jepara di RT 3, 4 dan 5 RW 3 Desa Kedungmalang krisis air bersih.
Air dari PDAM mampet karena pipa bocor dan debit air baku di Bendungan Bompes berkurang.
Editor: Zulkifli Fahmi