Diketahui, pada tahun 2019 Perumda Aneka Usaha Jepara pernah punya usaha wisata Kelapa Park di Kecamatan Pakisaji. Nilai investasinya Rp 1,2 miliar, tapi dalam perjalannya merugi. Laba di tahun itu tidak mencapai Rp 200 juta, sehingga hanya sanggup menyetor Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 99 juta.
Lalu selama empat tahun berikutnya, laba Perumda meningkat. Secara berturut-turut, pada tahun 2020 labanya Rp 350 juta, Rp 600 juta pada 2021, Rp 1 miliar pada 2022, tahun 2023 Rp 1,5 miliar.
Namun pada tahun 2024 lalu, laba perusahaan turun bebas di angka Rp 400 juta. Penyebabnya, salah satu bisnis andalan, usaha simpan pinjam dinonaktifkan. Perumda Aneka Usaha Jepara akhirnya hanya sanggup setor PAD sebesar Rp 150 juta.
Witiarso Utomo menyebutkan, arah fokus bisnis Perumda dengan pimpinan baru itu adalah pengembangan usaha di sektor agribisnis dan perdagangan.
“Jangan terlalu kencang, juga jangan terlalu lambat. Yang tengah-tengah saja. Yang penting selamat. Baru kita pikirkan berikutnya,” imbuh Wiwit.
Murianews, Jepara – Jajaran pimpinan Perumda Aneka Usaha Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) sudah diisi dengan orang-orang baru. Bupati Jepara, Witiarso Utomo mewanti-wanti agar Perumda tak merugi terus.
Witiarso Utomo mengaku telah memberikan arahan khusus kepada para pimpinan baru di Perumda Aneka Usaha itu. Paling utama, mereka diminta agar bisa membawa Perumda Aneka Usaha bisa mendapatkan untung.
Pihaknya meminta agar ada evaluasi terkait sektor usaha ada. Sektor usaha yang merugikan lebih baik dihentikan saja. Dari laporan yang masuk, sektor-sektor usaha yang merugikan antara lain unit usaha simpan pinjam yang rupanya tidak memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bengkel dan percetakan.
“Sementara saya arahkan agar tidak merugi dulu,” tegas Witiarso Utomo saat ditemui Murianews.com, Kamis (14/8/2025) di kompleks Setda Jepara.
Selain itu, Bupati Witiarso Utomo juga memerintahkan agar Perumda Aneka Usaha melakukan efisiensi. Tak hanya itu, Perumda juga diperintahkan untuk mencegah kebocoran anggaran.
“Dengan (arahan) itu dulu. Yang penting Perumda bisa berjalan tanpa harus disuntik dari pemerintah (penyertaan modal),” jelas Witiarso Utomo.
Berikutnya Witiarso Utomo juga meminta agar Perumda Aneka Usaha Jepara lebih berhati-hati dalam menjalankan usahanya. Sebab dalam beberapa tahun terakhir, perjalanan bisnisnya terbilang buruk.
Rugi Mulu...
Diketahui, pada tahun 2019 Perumda Aneka Usaha Jepara pernah punya usaha wisata Kelapa Park di Kecamatan Pakisaji. Nilai investasinya Rp 1,2 miliar, tapi dalam perjalannya merugi. Laba di tahun itu tidak mencapai Rp 200 juta, sehingga hanya sanggup menyetor Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 99 juta.
Lalu selama empat tahun berikutnya, laba Perumda meningkat. Secara berturut-turut, pada tahun 2020 labanya Rp 350 juta, Rp 600 juta pada 2021, Rp 1 miliar pada 2022, tahun 2023 Rp 1,5 miliar.
Namun pada tahun 2024 lalu, laba perusahaan turun bebas di angka Rp 400 juta. Penyebabnya, salah satu bisnis andalan, usaha simpan pinjam dinonaktifkan. Perumda Aneka Usaha Jepara akhirnya hanya sanggup setor PAD sebesar Rp 150 juta.
Witiarso Utomo menyebutkan, arah fokus bisnis Perumda dengan pimpinan baru itu adalah pengembangan usaha di sektor agribisnis dan perdagangan.
“Jangan terlalu kencang, juga jangan terlalu lambat. Yang tengah-tengah saja. Yang penting selamat. Baru kita pikirkan berikutnya,” imbuh Wiwit.
Editor: Budi Santoso