”Uang yang diambil sebesar Rp 35 ribu,” ungkap AKP Wildan.
Warga memang geram karena pelaku sudah beberapa kali beraksi di musala yang sedang direnovasi itu. Meskipun begitu, pihak pengurus musala tidak menuntut pelaku secara hukum.
”Rencana dari tokoh masayarakat dan masjid tidak menuntut secara hukum,” tandas AKP Wildan.
Murianews, Jepara – Masyarakat RT 4 RW 4 Desa Kalipucang Wetan, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) dibuat geram dengan hilangnya uang di kotak amal musala Al Falah.
Dalam video rekaman CCTV tertanggal 24 Agustus 2025 yang diterima Murianews.com, terlihat pria berkaus hijau mengangkat kotak amal ke dalam musala yang sebelumnya diletakkan di teras. Namun tak terekam jelas saat dia mengambil uang di dalam kotak amal.
Dalam video berbeda, terekam para pemuda mengamankan pria berkaus hijau itu. Mereka mendesak pria itu mengakui perbuatannya.
Terlebih warga memiliki bukti video rekaman CCTV yang memperlihatkan aksi mencurigakan di musala beberapa kali. Tak butuh waktu lama, pria itu dibawa ke Polsek Welahan.
Kasatreskrim Polres Jepara, AKP M Faizal Wildan Umar Rela membenarkan peristiwa itu. Penangkapan dan penyerahan pelaku kepada Polsek Welahan itu dilakukan warga tadi malam sekitar pukul 21.00 WIB, Selasa (26/8/2025).
AKP Wildan menyebut, pelaku adalah MITW (20), pengamen asal Desa Turirejo, Kabupaten Demak. Selain beberapa kali beraksi di musala Al Falah, pelaku juga diduga maling kotak amal di Thoriqul Jannah di desa yang sama.
”Pelaku diamankan warga di Lapangan Bogoran (Desa Kalipucang Wetan). Lalu diserahkan ke Polsek Welahan,” kata AKP Wildan, Rabu (27/8/2025).
Uang Rp 35 Ribu...
Dari pengakuan pelaku, lanjut Wildan, pengamen itu mengambil uang kotak amal di Musala Al Falah pada Minggu (17/8/2025) sekitar pukul 04.30 WIB. Dia diduga mengambil uang dengan cara membuka bagian bawah kotak amal.
”Uang yang diambil sebesar Rp 35 ribu,” ungkap AKP Wildan.
Warga memang geram karena pelaku sudah beberapa kali beraksi di musala yang sedang direnovasi itu. Meskipun begitu, pihak pengurus musala tidak menuntut pelaku secara hukum.
”Rencana dari tokoh masayarakat dan masjid tidak menuntut secara hukum,” tandas AKP Wildan.
Editor: Supriyadi
