Viral! Kereta Kelinci Terguling di Jepara

Murianews, Jepara – Masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) dihebohkan dengan tergulingnya kereta kelinci. Lokasi kejadian insiden inni ada di Desa Kecapi, Kecamatan Tahunan.

Dalam video viral yang beredar, terekam suasana mencekam saat kereta kelinci berwarna dominan hijau terguling. Kereta kelinci itu memiliki dua gerbong. Satu gerbong depan terlihat masih berdiri, sementara gerbong di belakang terguling.

Terekam seorang penumpang yang merupakan ibu-ibu dalam kondisi pingsan tak berdaya. Warga berusaha menyelamatkan penumpang yang masih terjebak di dalam kereta yang terguling. Beberapa penumpang lain juga terlihat syok.

Informasi yang diterima Murianews.com dari salah satu keluarga korban kereta kelinci, peristiwa itu terjadi Minggu (14/9/2025) sore, sekitar pukul 16.00 WIB. Lokasinya berada di tanjakan Jalan desa Kali Gede, turut wilayah RT 20 RW 3, Desa Kecapi.

Penumpang Kereta Kelinci itu adalah rombongan ibu-ibu PKK Dukuh Manggis, Desa Lebak. Mereka berangkat sejak pagi menaiki kereta kelinci bersama anak-anak. Tujuan pertama adalah ke Jepara Ourland Park (JOP) di Desa Mororojejo, Kecamatan Mlonggo.

Setelah itu, mereka pergi ke Pasar Sore di Desa Karangrandu, Kecamatan Pecangaan. Sepulang dari sana, musibah menghampiri mereka. Ketika sampai di tanjakan Kali Gede tersebut, kereta kelinci tak kuat menahan beban. Gerbong belakang terputus lalu terguling.

Warga Lebak...

Sementara itu, Kapolsek Tahunan, AKP Ginyono membenarkan peristiwa itu. Saat dikonfirmasi Murianews.com lewat sambungan telepon, Senin (15/9/2025) siang, menyebut penumpang dan pemilik kereta kelinci itu adalah warga Desa Lebak.

“Benar, kejadiannya kemarin sore sekitar pukul 16.00 WIB,” jelas AKP Ginyono.

Ginyono menyebut, salah satu penumpang sempat dilarikan ke rumah sakit. Beruntung luka yang diderita dalam kecelakaan kereta kelinci ini tak begitu parah.

“Tidak ada korban jiwa. Peristiwa itu sudah diselesaikan secara kekelurgaan. Pemilik kereta kelinci juga sudah tanggungjawab,” imbuh AKP Ginyono.

Editor: Budi Santoso