Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Ada yang unik dalam tradisi pernikahan di Desa Sidigede, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Traidisi itu dinamakan Prasah, dimana mempelai putri dilamar dengan seekor kerbau yang diarak keliling kampung.

Nama tradisi itu adalah Prasah, yang secara sederhana bermakna seserahan dalam lamaran pernikahan. Tradisi ini selalu dinanti-nanti masyarakat di wilayah Kabupaten Jepara. Sebab sudah jarang generasi sekarang yang menjalankan tradisi prasah ini.

Selain karena dianggap repot, biaya untuk menggelar tradisi Prasah juga cukup mahal. Betapa tidak, satu ekor kerbau jantan yang digunakan di tradisi Prasah saja, harganya bisa sampai Rp 50 - 100 juta.

Maka tak mengherankan bila warga yang menjalankan prasah kerap dianggap sebagai kelompok masyarakat terpandang oleh masyarakat. Terlepas dari itu, kerbau jantan berkualitas yang diserahkan itu tak lain adalah bentuk penghargaan kepada pasangannya.

Petinggi Desa Sidigede, Abdul Hakim mengatakan, tradisi Prasah biasanya dijalankan orang tua atau wali yang sebelumnya sudah punya niat melamar dengan kerbau. Namun tidak semua orang mampu melaksanakan tradisi Prasah ini.

"Kalau ada orang punya gawe, dari pihak laki-laki, biasanya punya niat dan punya uang banyak. Tapi belum tentu orang yang mampu menjalankan prasah," kata Hakim baru-baru ini.

Hakim menyebut, Prasah menjadi tradisi khas warga Sidigede di kecamatan Welahan. Namun tak jarang tradisi Prasah ini juga dijalankan oleh warga di Desa Guwosobokerto, Kecamatan Welahan.

"Tak harus dua-duanya (pengantin) dari Sidigede. Beberapa waktu lalu ada juga yang laki-laki dari Guwosobokerto, perempuan Sidigede. Tapi kebanyakan memang Sidigede," ujar dia.

Jarang dijumpai...

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler