Ia pun mendesak kepolisian agar segera mengungkap kasus perkosaan yang menimpa korban hingga tuntas.
”Polisi juga harus segera mengungkap kasus ini. Tangkap para pelaku, penjarakan dan hukum seadil-adilnya. Itu harapan korban, pelaku di tangkap secepatnya,” tegas Luluk.
Diberitakan sebelumnya, pada Sabtu (8/11/2025), korban mengalami perkosaan secara bergilir oleh tiga pria yang baru dikenal korban saat menonton hiburan orkes.
Murianews, Jepara – Bocah 13 tahun korban perkosaan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah malah mengalami bullying atau perundungan di sekolah. Situasi itu pun membuat korban makin trauma.
Sebelumnya, korban memang sempat tak berangkat sekolah usai peristiwa perkosaan yang menimpanya. Namun, ia berusaha memberanikan diri ke sekolah.
Sayangnya, sejumlah teman yang mencurigai, bahwa yang sedang ramai dibicarakan di media massa maupun media sosial adalah dirinya, langsung menuduh dengan berbagai dugaan hingga perundungan tak terhindarkan.
Peristiwa itu sangat disayangkan Luluk Bahiroh, pendamping korban dari Pokja 1 Tim Penggerak PKK Kabupaten Jepara. Ia menyebut, pihak sekolah terkesan lalai dalam memberikan pendampingan pada korban, sehingga peristiwa perundungan tak terhindarkan.
”Pihak sekolah seharusnya ikut memberikan rasa aman terhadap korban. Dinas terkait juga harus turun tangan segera,” kata Luluk yang juga anggota Lembaga Kemaslahatan Keluarga (PC LKKNU) Jepara itu, Sabtu (22/11/2025).
Murianews.com mendapatkan beberapa potongan percakapan antara korban dan teman-temannya yang menunjukkan perundungan itu. Korban sempat menjelaskan pada temannya bahwa dia adalah korban, tetapi bullying tetap diterima secara bertubi-tubi.
Bahkan, di dalam sebuah grup WhatsApp yang berisi siswi-siswi sekelasnya, korban dikonfrontasi dengan berita-berita yang beredar. Korban diejek teman-temannya dengan berbagai bahasa kasar dan menyakitkan. Korban bahkan sampai dikeluarkan dari grup itu.
Ibu alami trauma...
Yang lebih parah, beberapa temannya mengunggah isi percakapan menyangkut musibah yang dialami korban pada story WhatsApp.
”Korban sudah tidak kuat dengan bully-an dari teman-temannya sendiri. Korban ketakutan dengan situasi ini. Dia tak berani sekolah, tak mau lagi ke sekolah,” ungkap Luluk.
Tak berhenti di sana, bullying yang diterima korban juga membuat keluarga, khususnya ibunya sangat terpukul. Bahkan, sang ibu yang memiliki riwayat sesak napas mengalami trauma berat.
”Ibunya trauma berat. Sekarang ibunya sampai harus pasang oksigen,” kata Luluk.
Setelah tak sanggup kembali ke sekolah, lanjut Luluk, korban akhirnya dititipkan ke rumah saudaranya di luar kota.
Namun rencananya, hari ini akan dibawa Luluk ke rumahnya agar mendapatkan perlindungan, trauma healing dan ruang aman.
Desak Polisi...
Ia pun mendesak kepolisian agar segera mengungkap kasus perkosaan yang menimpa korban hingga tuntas.
”Polisi juga harus segera mengungkap kasus ini. Tangkap para pelaku, penjarakan dan hukum seadil-adilnya. Itu harapan korban, pelaku di tangkap secepatnya,” tegas Luluk.
Diberitakan sebelumnya, pada Sabtu (8/11/2025), korban mengalami perkosaan secara bergilir oleh tiga pria yang baru dikenal korban saat menonton hiburan orkes.
Korban digilir di sebuah ladang di wilayah Kecamatan Nalumsari dari menjelang Magrib hingga pukul 20.30 WIB.
Editor: Zulkifli Fahmi