Setelah Wukuf di Arafah, jemaah akan melanjutkan perjalanan menuju Muzdalifah. Ini akan disiapkan dua skema pergerakan, yakni Murur dan biasa.
Atau juga secara biasa, yakni ke Muzdalifah dulu. Jemaah haji akan naik bus dari Arafah ke Muzdalifah dan berhenti di Muzdalifah untuk mabit.
Jemaah haji akan berada di Mina pada Jumat (6/6/2025) atau 10 Zulhijah dan langsung menunaikan lempar Jamrah Aqabah.
Khusus untuk seluruh jemaah haji Kudus, mereka akan menerapkan skema tanazul. Ini berarti, setelah melontar jumrah Aqabah pada Jumat pagi, para jemaah tidak langsung kembali ke Mina untuk mabit, melainkan akan kembali ke hotel mereka di Mekah.
Selama tiga hari berikutnya, yakni 11-13 Zulhijah, jemaah haji akan melakukan lempar jamrah berturut-turut ula, wusta, dan aqobah.
Untuk jemaah haji yang mengambil nafar awal, kegiatan lempar jamrah akan berakhir di 12 Zulhijah atau 8 Juni. Sedang untuk Nafar Tsani, dijadwalkan berakhir pada 13 Zulhijah atau 9 Juni.
Jemaah pun akan langsung pulang ke hotel dan sudah mulai menerima makan siang di hotel.
Murianews, Makkah – Menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), seluruh jemaah haji diminta untuk memaksimalkan waktu istirahat di hotel.
Anjuran ini bertujuan untuk menjaga stamina jemaah haji agar tetap prima saat menjalani rangkaian ibadah inti yang sangat menguras fisik.
Kegiatan di luar hotel, seperti umrah sunah, salat fardhu di Masjidil Haram atau berbelanja di sekitar hotel, dianjurkan untuk dikurangi. Mengingat makin padatnya jalanan menuju Masjidil Haram.
Setiap jemaah haji dengan kondisi risiko tinggi (risti), juga akan diberikan penanganan dan obat-obatan lebih lanjut apbila diperlukan. Ini bertujuan untuk memastikan mereka dalam keadaan terbaik saat menghadapi hari-hari krusial dalam rangkaian Armuzna.
”Klinik kesehatan di dalam hotel kami siagakan pagi dan sore hari untuk melayani jemaah haji yang memiliki keluhan, kami juga siap melakukan room tour bilamana diperlukan karena keterbatasan kondisi jemaah, harapannya waktu puncak haji mereka sehat semua,” ucap TKH jemaah haji Kudus dr Dzikri Hanif Ibrahim, Sabtu (31/5/2025).
Seluruh petugas haji se-Jateng dan DIY sendiri telah dikumpulkan guna menghadiri rapat koordinasi pematangan skema puncak ibadah haji di Hotel Maktab 502, Kamis (29/5/2025)
Murianews.com yang ikut hadir dalam rapat tersebut diberi penjelasan jika pergerakan jemaah haji dari hotel menuju Arafah akan dimulai pada Rabu (4/6/2025) atau 8 Zulhijah 1446 H.
Tiba di Arafah Rabu…
Kemudian apabila tidak ada halangan, jemaah haji akan tiba di Arafah pada Rabu sore dan menginap semalam di tenda. Puncak ibadah, Wukuf di Arafah akan berlangsung pada Kamis (5/6/2025) atau 9 Zulhijah 1446 H.
Setelah Wukuf di Arafah, jemaah akan melanjutkan perjalanan menuju Muzdalifah. Ini akan disiapkan dua skema pergerakan, yakni Murur dan biasa.
Murur berarti jemaah haji masih di atas bus atau tidak turun ketika sampai di Muzdalifah dan langsung ke Mina. Jemaah haji akan tetap melewati Muzdalifah, namun tanpa berhenti atau turun. Hanya, mereka baru akan bergerak menuju Mina setelah tengah malam pada hari Jumat.
Atau juga secara biasa, yakni ke Muzdalifah dulu. Jemaah haji akan naik bus dari Arafah ke Muzdalifah dan berhenti di Muzdalifah untuk mabit.
Jemaah haji akan berada di Mina pada Jumat (6/6/2025) atau 10 Zulhijah dan langsung menunaikan lempar Jamrah Aqabah.
Khusus untuk seluruh jemaah haji Kudus, mereka akan menerapkan skema tanazul. Ini berarti, setelah melontar jumrah Aqabah pada Jumat pagi, para jemaah tidak langsung kembali ke Mina untuk mabit, melainkan akan kembali ke hotel mereka di Mekah.
Selama tiga hari berikutnya, yakni 11-13 Zulhijah, jemaah haji akan melakukan lempar jamrah berturut-turut ula, wusta, dan aqobah.
Untuk jemaah haji yang mengambil nafar awal, kegiatan lempar jamrah akan berakhir di 12 Zulhijah atau 8 Juni. Sedang untuk Nafar Tsani, dijadwalkan berakhir pada 13 Zulhijah atau 9 Juni.
Jemaah pun akan langsung pulang ke hotel dan sudah mulai menerima makan siang di hotel.
Editor: Anggara Jiwandhana
