Selasa, 15 Juli 2025

Murianews, Kudus – Jelang hari raya Iduladha 2024 harga daging sapi dan kerbau di Pasar Bitingan, Kudus, Jawa Tengah belum ada tanda-tanda perubahan drastis alias cenderung stabil. Terakhir harga daging melonjak saat memasuki Lebaran lalu.

Hingga kini harga daging masih cenderung stabil, naik dan turunnya masih minim. Hal tersebut disampaikan oleh Ariyah (62), penjual daging sapi dan kerbau di Pasar Bitingan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.

”Harga daging masih stabil tidak ada kenaikan atau penurunan drastis,” katanya kepada Murianews.com, Selasa (28/5/2024).

Ia menyampaikan, untuk saat ini daging sapi dibanderol dengan harga Rp 120 ribu per kilogram. Menurutnya harga ini masih sama dengan sebelumnya.

”Daging sapi kisaran Rp 120 ribu per kilogramnya. Harga ini belum pernah berubah semenjak kenaikan Lebaran lalu,” ungkapnya.

Sementara harga daging kerbau mengalami kenaikan sedikit. Sebelumnya harga daging kerbau Rp 135 ribu, sekarang harganya mencapai Rp 140 ribu.

”Sekarang daging kerbau tidak boleh Rp 135 ribu. Daging kerbau hari ini di kisaran Rp 140 ribu per kilogramnya, untuk daging kerbau memang ada kenaikan tapi ya tidak tinggi” ujarnya.

Ariyah mengungkapkan, daging kerbau memang harganya lebih mahal dari daging sapi. Beberapa hari terakhir banyak sapi yang dijual murah.

”Sudah dari lama daging kerbau memang lebih mahal dari daging sapi. Kemarin itu banyak peternak sapi yang jual sapinya sedikit murah, penyebabnya karena ada banjir dan sebagainya, akhirnya persediaan daging sapi banyak,” terangnya.

Menjelang Iduladha 2024 ini, Ariyah tidak khawatir dengan dagangannya. Selama ini tidak ada perbedaan signifikan saat Iduladha maupun tidak.

”Seperti biasanya standar saja, tidak ada penurunan omzet maupun pengurangan persediaan daging,” ujarnya.

Ariyah tidak risau karena ia sudah memiliki pembeli tetap atau langganan. Jadi saat Iduladha jualannya tetap laku sama seperti hari-hari biasa.

”Saya sudah punya pelanggan seperti rumah makan. Biasanya kalau Iduladha dapat pesanan dari orang-orang mantu (nikahan). Di sini, pembeli yang digunakan buat konsumsi sendiri itu jarang,” tuturnya.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler