Kudus Alami Deflasi, Komoditas Ini Punya Andil Besar
Muhamad Fatkhul Huda
Jumat, 2 Agustus 2024 15:27:00
Murianews, Kudus – Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengalami deflasi pada periode Juli 2024 ini. Nilainya mencapai 0,15 persen secara month on month (mom).
Eko Suharto, Kepala BPS Kudus mengatakan, komoditas bawang merah menjadi penyumbang angka deflasi paling tinggi, yakni sebesar 0,12 persen. Meski begitu, nilai deflasi itu sedikit menurun 0,04 persen dari bulan lalu.
’’Empat komoditas lain turut menyumbang deflasi yakni, Cabai merah dengan andil deflasi 0,06 persen. Kemudian, tomat dan telur ayam ras menyumbang andil deflasi dengan masing-masing sebesar 0,03 persen,’’ katanya kepada Murianews.com, Jumat (2/8/2024).
Ia menyatakan, kol putih atau kubis turut berkontribusi dalam angka deflasi sebesar 0,01 persen. Pada Juli 2024 angka deflasi paling banyak didorong oleh pengeluaran untuk makanan, minuman, dan tembakau.
Kendati demikian, Kudus masih mengalami inflasi sebesar 2,06 persen bila dihitung dengan rentang waktu per tahun. Akan tetapi, angka inflasi itu turun dari pada bulan sebelumnya yang mencapai 2,37 persen.
’’Inflasi terbesar didorong oleh beras dengan angka 0,41 persen. Disusul oleh biaya pendidikan sebesar 0,17 persen,’’ ungkapnya.
Selain beras dan biaya pendidikan, emas perhiasan juga turut andil mengangkat inflasi, dengan nilai sebesar 0,15 persen. Lalu, gula pasir dan sigaret kretek mesin dengan andil 0,13 persen dan 0,10 persen.
Kemudian, pada Juli 2024, Kabupaten Kudus memiliki indeks harga konsumen 105,94 persen. Jika dilihat dari cakupan IHK, Kudus tidak mengalami deflasi yang tajam.
’’Deflasi yang tajam terjadi di Kabupaten Wonosobo dengan angka sebesar 0,31 persen. Lalu, Wonogiri mengalami deflasi sebesar 0,23 persen,’’ ujarnya.
Eko terus menghimbau agar semua elemen masyarakat untuk tetap waspada dan selalu menjaga perputaran ekonomi. Hal tersebut bertujuan agar tidak ada ketimpangan ekonomi di Kabupaten Kudus.
Editor: Zulkifli Fahmi



