Jauh dari Harapan, Kudus Baru Miliki 59 Destana
Muhamad Fatkhul Huda
Rabu, 21 Agustus 2024 16:00:00
Murianews, Kudus – Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, saat ini baru memiliki 59 Desa Tangguh Bencana (Destana) dari total 132 desa yang ada. Angka ini masih jauh dari target yang diharapkan untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana di Kota Kretek.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Djunaedi mengatakan, pembentukan Destana semestinya dilakukan di seluruh desa di Kudus. Namun, dengan capaian saat ini, masih diperlukan upaya yang signifikan untuk mencapai target tersebut.
”Masih jauh, dari 132 desa, baru 59 desa yang membentuk Destana. Untuk mencapai keseluruhan tentu membutuhkan waktu yang cukup lama,” kata Djunaedi kepada Murianews.com, Rabu (21/8/2024).
Djunaedi menjelaskan dalam setahun, BPBD Kudus hanya mampu membentuk lima hingga sepuluh Destana. Pembentukan ini tidak bisa dilakukan secara instan, karena setiap desa perlu mendapatkan pendampingan yang intensif terlebih dahulu.
Selain itu, BPBD Kudus menargetkan pelatihan penanggulangan bencana bagi 1.000 orang setiap tahunnya, yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
”Mulai dari anak-anak sekolah, ibu-ibu PKK, hingga masyarakat desa perlu diedukasi terkait kebencanaan,” ujarnya.
Beberapa desa yang sudah memiliki Destana, terutama di wilayah yang rawan bencana seperti Desa Japan, Sidorekso, dan Undaan Tengah, dianggap sudah cukup siap menghadapi berbagai potensi bencana.
Namun, Djunaedi menekankan bahwa desa-desa di daerah perkotaan juga perlu membentuk Destana, meskipun mereka merasa aman dari bencana.
”Desa di kota merasa aman karena tidak terletak di daerah yang rawan. Tidak seperti desa yang berada di daerah rawan longsor dan banjir,” jelasnya.
Djunaedi mengingatkan, daerah perkotaan memiliki potensi bencana yang tak kalah besar, terutama terkait dengan cuaca ekstrem.
Oleh karena itu, BPBD Kudus terus berupaya memberikan sosialisasi tanggap bencana kepada setiap desa, baik di daerah rawan maupun perkotaan, agar semua desa di Kudus memiliki kemampuan adaptasi dan penanggulangan bencana yang memadai.
Editor: Cholis Anwar
Murianews, Kudus – Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, saat ini baru memiliki 59 Desa Tangguh Bencana (Destana) dari total 132 desa yang ada. Angka ini masih jauh dari target yang diharapkan untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana di Kota Kretek.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Djunaedi mengatakan, pembentukan Destana semestinya dilakukan di seluruh desa di Kudus. Namun, dengan capaian saat ini, masih diperlukan upaya yang signifikan untuk mencapai target tersebut.
”Masih jauh, dari 132 desa, baru 59 desa yang membentuk Destana. Untuk mencapai keseluruhan tentu membutuhkan waktu yang cukup lama,” kata Djunaedi kepada Murianews.com, Rabu (21/8/2024).
Djunaedi menjelaskan dalam setahun, BPBD Kudus hanya mampu membentuk lima hingga sepuluh Destana. Pembentukan ini tidak bisa dilakukan secara instan, karena setiap desa perlu mendapatkan pendampingan yang intensif terlebih dahulu.
Selain itu, BPBD Kudus menargetkan pelatihan penanggulangan bencana bagi 1.000 orang setiap tahunnya, yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
”Mulai dari anak-anak sekolah, ibu-ibu PKK, hingga masyarakat desa perlu diedukasi terkait kebencanaan,” ujarnya.
Beberapa desa yang sudah memiliki Destana, terutama di wilayah yang rawan bencana seperti Desa Japan, Sidorekso, dan Undaan Tengah, dianggap sudah cukup siap menghadapi berbagai potensi bencana.
Namun, Djunaedi menekankan bahwa desa-desa di daerah perkotaan juga perlu membentuk Destana, meskipun mereka merasa aman dari bencana.
”Desa di kota merasa aman karena tidak terletak di daerah yang rawan. Tidak seperti desa yang berada di daerah rawan longsor dan banjir,” jelasnya.
Djunaedi mengingatkan, daerah perkotaan memiliki potensi bencana yang tak kalah besar, terutama terkait dengan cuaca ekstrem.
Oleh karena itu, BPBD Kudus terus berupaya memberikan sosialisasi tanggap bencana kepada setiap desa, baik di daerah rawan maupun perkotaan, agar semua desa di Kudus memiliki kemampuan adaptasi dan penanggulangan bencana yang memadai.
Editor: Cholis Anwar