Lima Ribu Sego Kepel Dibagikan Saat Kirab Ampyang Maulid Loram Kulon
Muhamad Fatkhul Huda
Senin, 16 September 2024 22:27:00
Murianews, Kudus – Sebanyak 5000 sego kepel dibagikan kepada masyarakat pada Senin (16/9/2024) bersamaan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Loram Kulon. Jumlah itu didasrkan pada jumlah yang disediakan panitia, belum termasuk yang dibawa masyarakat.
Ketua panitia kirab Ampyang Maulid, Abdur Rouf mengungkapkan, sego kepel adalah nasi yang dikepal menggunakam daun. Nasi tersebut disertai dengan lauk yang dijadikan tum-tuman (bungkus daun).
Sejarah sego kepel berasal sejak era Sultan Hadlirin. Pada saat itu Sultan Hadlirin berdakwah di daerah Loram.
”Saat berdakwah di Loram, Sultan Hadlirin selalu membawa bekal sego kepel ini. Dengan begitu, ini menjadi sebuah tradisi yang lestari hingga kini,” katanya kepada Murianews.com, Senin (16/9/2024).
Sego kepel ini selalu disediakan jika ada hajat dari masyarakat Desa Loram Kulon. Sego kepel ini adalah simbol sedekah kepada para pendahulu.
Pembagian sego kepel ini dinantikan masyarakat luas. Karena masih ada anggapan bahwa sego kepel ini membawa keberkahan.
Pembagian sego kepel kali ini dilakukan saat digelar Kirab Ampyang Maulid di Masjid Wali Loram Kulon, Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Ampyang sendiri merupakan sebuah kerupuk warna-warni.
”Kerupuk yang biasa disebut kerupuk tayamum itu menjadi rutinan saat maulid sejak dahulu,” ujarnya.
Menurutnya, tradisi ampyang sudah ada sejak sebelum zaman kemerdekaan. Namun, pernah dilarang oleh penjajah karena menyebabkan kerumunan orang.
”Penjajah kan tidak suka dengan orang-orang yang menggerombol jadi dilarang. Ini dulu sudah ada sejak Loram belum terbagi menjadi dua, Loram Kulon dan Loram Wetan,” sebutnya.
Ia mengatakan, setelah penjajahan selesai dan memasuki kemerdekaan, tradisi ini mulai diaktifkan lagi. Terlebih mulai pada tahun 2006 diadakan Kirab Ampyang.
Rouf menjelaskan, Ampyang Maulid dengan sego kepelnya menjadi sebuah tradisi yang ditujukan untuk memperkuat keutuhan dan kerukunan masyarakat. Agenda ini rutin digelar saat Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Loram Kulon.



