Ia meminta, kasus ini harus ditelisik hingga ke istri pelaku. Apakah istri pelaku mengetahui atau tidak.
Ia menyatakan, apabila melihat dari sudut pandang anaknya maka perlu diperhatikan juga. Anaknya sudah menjadi orang dewasa sudah punya keluarga sendiri.
Korban, lanjutnya, seharusnya memiliki kesadaran dan tanggung jawab. Tidak sepatutnya korban terus-menerus mengusik ayahnya apalagi terkait penjualan rumah.
”Mungkin karena terlalu sering dan pelaku merasa terusik jadinya seperti ini. Tentu ini bukan hal yang seharusnya dilakukan. Pelaku pasti menyesal karena telah membunuh anaknya. Ini yang kasihan ibu dan anak yang lain,” pungkasnya
Murianews, Kudus – Pelaku pembunuhan di Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mencuri perhatian publik. Ini disebabkan oleh pelaku pembunuhan merupakan ayah kandungnya sendiri.
Menanggapi hal itu, pengamat psikologi sosial, Muh Widjanarko mengungkapkan, melihat kronologi yang beredar ia menyebut pelaku tidak terindikasi mengalami gangguan psikis.
Sebab setelah melakukan tindakan itu, pelaku langsung menyerahkan diri.
”Itu tanda dia pasrah sudah tidak tahu mau gimana, jadi mengaku saja. Ini kasus bermasalah jika pelaku tidak menyesal. Jika tidak menyesal maka ada masalah di psikologisnya,” ungkapnya kepada Murianews.com, Kamis (17/10/2024).
Ia menyebutkan, pelaku sudah menemui puncak emosinya. Kasus ini disayangkan karena salah dalam penyikapan.
Menurutnya, pelaku seharusnya bisa melihat persoalan ini secara terbuka. Paling tidak pelaku harus bisa menjaga perbuatan agar tidak melanggar hukum dan norma.
”Seharusnya itu ada pihak ketiga untuk membatu pelaku. Misal anaknya memang terus mengusik dan mengancam maka pelaku bisa meminta bantuan orang lain seperti polisi, rt, dan sebagainya,” ungkapnya.
Ia mengatakan, pelaku kemungkinan sudah bingung dengam perilaku anaknya. Sehingga melepaskan amarahnya seketika itu juga.
Ia meminta, kasus ini harus ditelisik hingga ke istri pelaku. Apakah istri pelaku mengetahui atau tidak.
”Jika mengetahui mau membunuh anaknya maka ini sudah masuk ke pembunuhan berencana tapi kalau belum ya kemungkinan karena stres yang tinggi,” ujarnya.
Ia menyatakan, apabila melihat dari sudut pandang anaknya maka perlu diperhatikan juga. Anaknya sudah menjadi orang dewasa sudah punya keluarga sendiri.
Korban, lanjutnya, seharusnya memiliki kesadaran dan tanggung jawab. Tidak sepatutnya korban terus-menerus mengusik ayahnya apalagi terkait penjualan rumah.
”Mungkin karena terlalu sering dan pelaku merasa terusik jadinya seperti ini. Tentu ini bukan hal yang seharusnya dilakukan. Pelaku pasti menyesal karena telah membunuh anaknya. Ini yang kasihan ibu dan anak yang lain,” pungkasnya
Editor: Supriyadi