Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menilai ketersediaan alat pemeriksaan penyakit Tuberkulosis (TB) sudah memenuhi. Saat ini terdapat tujuh alat tes cepat molekuler (TCM) yang tersebar di beberapa fasilitas kesehatan.

Kepala Dinkes Kudus Andini Aridewi mengungkapkan, ketujuh alat TCM itu, dua di antaranya tersedia di RSUD dr Loekmono Hadi. Lalu, pada Puskesmas Rejosari, Puskesmas Gribig, Puskesmas Jekulo, Puskesmas Kaliwungu, dan UPTD Labkes, masing-masing satu alat.

”Selama ini untuk alat pemeriksaan tidak ada kendala. TCM ini untuk mendiagnosis secara pasti, apakah pasien terjangkit TB atau tidak,” ujarnya kepada Murianews.com, Senin (4/11/2024).

Ia mengutarakan, selain penyediaan alat yang dikembangkan secara bertahap, Dinkes juga melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi TB. Pihaknya mengaku rutin melakukan skrining aktif di tempat berisiko seperti rutan, pondok pesantren, dan perusahaan.

Ia menyatakan, skrining aktif ini merupakan upaya deteksi dini penyakit TB. Petugas kesehatan tidak menerima secara pasif keberadaan TB tapi mencari langsung ke lapangan untuk menemukannya.

”Kita juga secara intensif melakukan investigasi kontak pada lingkungan atau keluarga penderita serta tempat bekerja. Selain melakukan pemeriksaan petugas juga memberikan edukasi terkait TB,” ungkapnya.

Selain itu, dalam penanggulangan TB juga perlu diperhatikan dampak ekonominya. Perlu adanya pendampingan secara ekonomi bagi pasien yang sedang menjalani pengobatan.

Sinergitas juga terjalin dengan perusahaan swasta terkait pemberian izin pengobatan bagi para pekerja yang terjangkit. Dinas Tenaga Kerja turut memberikan surat edaran perihal itu.

”Ada support makanan bergizi dari Baznas dan Lazismu Kudus bagi para pasien,” sebutnya.

Andini mengatakan, saat ini kasus TB ada di seluruh desa di Kabupaten Kudus. Secara keseluruhan temuan kasus TB di Kabupaten Kudus pada tahun 2024 sebanyak 1.986 kasus. Ia menetapkan target, kasus TB yang harus dideteksi di Kabupaten Kudus sebesar 2.648.

”Kami memasang target karena untuk menghindari fenomena gunung es. Jangan sampai yang ditemukan hanya sedikit padahal sebenarnya ada banyak yang tidak terdeteksi,” pungkasnya.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler