Para petani mengancam, jika dalam beberapa hari ini tidak ada rilis maka akan melakukan aksi yang lebih besar. Mereka akan mendatangi pendopo kabupaten untuk meminta hak dan kejelasan atas hal ini.
”Kami mengalami kerugian karena kelalaian ini. Intinya kami butuh kejelasan. Karena kemarin kami mengajukan hari Senin, Selasa, Rabu ini ada rilis air tapi kenapa berhenti,”terangnya.
Kemudian, ada kesepakatan sementara yang terjalin antara kedua pihak. Akhirnya petani membubarkan diri dengan meninggalkan beberapa tuntutan.
”Tadi kami minta rilis telpon sama pimpinannya terus dikasih dua hari 2,3 kubik per detik. Harapannya hal seperti ini tidak terjadi lagi. Nanti kami akan adakan pertemuan dengan pimpinan untuk mencurahkan unek-unek lainnya,” pungkasnya.
Murianews, Kudus – Puluhan petani di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ramai-ramai menggeruduk Kantor Bendungan Logung, Kabupaten Kudus. Aksi ini dilakukan pada Selasa (19/11/2024) pukul 09.00 WIB.
Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Logung Timur, Purnomo mengatakan, aksi ini dipicu oleh tidak pihak pengelola bendungan dalam melakukan rilis air. Ia mengaku, saat ini musim tanam tapi tidak ada air.
”Bendungan ini kan untuk petani, kami di Kudus sendiri kekurangan air. Kami sudah meminta air tapi kenapa tidak dikasih,” ujarnya kepada Murianews.com, Selasa (19/11/2024).
Ia menilai, pihak Logung tidak memberikan konfirmasi yang jelas atas kejadian ini. Sehingga petani spontan menggeruduk ke sana untuk meminta kepastian itu.
Mereka yang datang merupakan petani dari daerah irigasi Logung. Meliputi Kecamatan Jekulo dan Mejobo.
”Kejadian ini bukan kali pertama, sebelumnya kami sudah protes tapi belum sampai ke sini. Saat ini kami sudah geram seakan-akan ada permainan untuk air di bendungan ini,” ungkapnya.
Pihaknya menuntut agar alokasi air dimaksimalkan untuk pertanian. Selagi masih di atas batas elevansi yang ditetapkan maka petani berhak meminta air itu.
Para petani mengancam, jika dalam beberapa hari ini tidak ada rilis maka akan melakukan aksi yang lebih besar. Mereka akan mendatangi pendopo kabupaten untuk meminta hak dan kejelasan atas hal ini.
”Kami mengalami kerugian karena kelalaian ini. Intinya kami butuh kejelasan. Karena kemarin kami mengajukan hari Senin, Selasa, Rabu ini ada rilis air tapi kenapa berhenti,”terangnya.
Aksi ini kemudian ditemui oleh pihak pengelola Bendungan Logung. Interaksi antara kedua pihak terjadi di depan kantor itu.
Kemudian, ada kesepakatan sementara yang terjalin antara kedua pihak. Akhirnya petani membubarkan diri dengan meninggalkan beberapa tuntutan.
”Tadi kami minta rilis telpon sama pimpinannya terus dikasih dua hari 2,3 kubik per detik. Harapannya hal seperti ini tidak terjadi lagi. Nanti kami akan adakan pertemuan dengan pimpinan untuk mencurahkan unek-unek lainnya,” pungkasnya.
Editor: Supriyadi