Ia berharap kegiatan ini tidak hanya memantik para pegiat-pegiat seni dan budaya di Kudus untuk terus bergerak. Namun juga memunculkan ruang-ruang berkesenian di kalangan pelajar.
”Berbeda dari sebelumnya, tahun ini lebih banyak ruang pagi seniman pelajar yang menampilkan karya-karya di Laborastories,” ungkapnya.
”Kedepan kami harap budaya dan seni tidak lagi dipandang sebagai objek, tetapi bagaimana kita menjadikannya sebagai subjek untuk terus mengeksplorasi dunia,” harapnya.
Murianews, Kudus – Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) Kudus, Jawa Tengah bakal menggelar Festival Pager Mangkok ke-4 pada pekan ini, Jumat hingga Minggu (6-8/12/2024).
Beragam even dan kegiatan bakal dihelat untuk memeriahkan agenda tahunan sekaligus memperingati HUT KBPW yang ke-4.
Ketua Kampung Budaya Piji Wetan, Muchammad Zaini mengatakan Festival Pager Mangkok ke-4 ini mengusung tema "Labora(s)tories".
Tema ini sebagai bentuk perayaan terhadap sebuah penciptaan seni melalui festival yang terbuka bagi siapa saja.
”Laborastories diibaratkan sebagai ruang laboratorium terbuka yang menghadirkan kolaborasi antara seniman, masyarakat, bahkan akademisi sebagai karya yang terus bergerak,” terangnya kepada Murianews.com, Kamis (5/12/2024).
Zaini menambahkan, Festival Pager Mangkok ke-4 lebih banyak mengusung konsep seni kontemporer yang dipadukan dengan budaya dan kekinian. Karya itu akan memeriahkan pagelaran Pager Mangkok ke-4 tahun ini.
Pria yang akrab disapa Jessy Segitiga ini menyatakan, dalam kegiatan ini setiap karya akan menjadi ruang dan perjalanan hidup bagi pelakunya.
Munculkan ruang berkesenian...
Ia berharap kegiatan ini tidak hanya memantik para pegiat-pegiat seni dan budaya di Kudus untuk terus bergerak. Namun juga memunculkan ruang-ruang berkesenian di kalangan pelajar.
”Berbeda dari sebelumnya, tahun ini lebih banyak ruang pagi seniman pelajar yang menampilkan karya-karya di Laborastories,” ungkapnya.
Selain pameran, Festival Pager Mangkok ke-4 juga akan dimeriahkan dengan pasar UMKM, pentas pertunjukan, workshop membatik. Lalu terdapat launching desa ramah anak, artist talk, orasi budaya dan kirab pager mangkok.
”Kedepan kami harap budaya dan seni tidak lagi dipandang sebagai objek, tetapi bagaimana kita menjadikannya sebagai subjek untuk terus mengeksplorasi dunia,” harapnya.
Editor: Supriyadi