Sementara itu, pengakuan tersangka MA, korban sempat mengacungkan jari tengah. Hal itu kemudian memicu emosi rombongan suporter yang melintas sehingga pengeroyokan terjadi.
”Saat rombongan melintas korban mengacungkan jari tengah. Saya lihat sendiri,” katanya saat dihadirkan dalam konferensi pers.
Menurutnya pelaku yang terlibat dalam aksi pengeroyokan itu lebih dari dua. Pada kejadian itu, ia sendiri mengakui turut menendang korban saat terjadi aksi itu.
”Saya juga melempar batu ke arah korban. Batu itu saya dapat di sekitar lokasi. Untuk pelakunya mungkin ada kalau sepuluh lebih,” ujarnya.
Ia menyesal atas perbuatan yang telah dilakukannya itu. Ia meminta maaf kepada korban dan keluarga atas tindakan pengeroyokan itu.
Akibat kejadian ini, korban mengalami luka-luka dan sempat tidak sadarkan diri. Saat kejadian, korban dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Murianews, Kudus – Kronologi kasus pengeroyokan oleh oknum suporter Persijap di Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (1/12/2024) malam, akhirnya terkuak.
Pengeroyokan yang membuat warga Kudus terkapar hingga masuk rumah sakit itu ternyata berawal dari dugaan penyalaan flare ke arah rumah warga dan pelemparan batu.
Kapolres Kudus AKBP Ronni Bonic mengatakan, kejadian bermula saat rombongan suporter Persijap dari arah Kabupaten Pati melintas wilayah Kabupaten Kudus.
Saat berada di lokasi kejadian, Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus rombongan suporter menyalakan flare.
”Mereka yang secara beriringan menaiki motor dan dikawal pihak kepolisian menyalakan flare dan kembang api yang diarahkan ke rumah warga,” ungkapnya saat konferensi pers, Jumat (6/12/2024).
Saat berada di lokasi, sekitar 500 meter ke selatan dari Lapangan Jambul Bol, rombongan berpapasan dengan korban, I (23). Korban saat itu mengendarai sepeda motor berboncengan dengan temannya.
Sewaktu berpapasan itulah ada dugaan lemparan batu. Kejadian itu memicu terjadi pengeroyokan pada korban secara bersama-sama oleh beberapa oknum suporter Persijap.
”Korban dari rumah temannya berboncengan, saat di lokasi kejadian, korban berpapasan dengan pawai suporter itu. Akhirnya terjadi pengeroyokan itu,” ungkapnya.
Tersangka menyesal...
Sementara itu, pengakuan tersangka MA, korban sempat mengacungkan jari tengah. Hal itu kemudian memicu emosi rombongan suporter yang melintas sehingga pengeroyokan terjadi.
”Saat rombongan melintas korban mengacungkan jari tengah. Saya lihat sendiri,” katanya saat dihadirkan dalam konferensi pers.
Menurutnya pelaku yang terlibat dalam aksi pengeroyokan itu lebih dari dua. Pada kejadian itu, ia sendiri mengakui turut menendang korban saat terjadi aksi itu.
”Saya juga melempar batu ke arah korban. Batu itu saya dapat di sekitar lokasi. Untuk pelakunya mungkin ada kalau sepuluh lebih,” ujarnya.
Ia menyesal atas perbuatan yang telah dilakukannya itu. Ia meminta maaf kepada korban dan keluarga atas tindakan pengeroyokan itu.
Akibat kejadian ini, korban mengalami luka-luka dan sempat tidak sadarkan diri. Saat kejadian, korban dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Editor: Supriyadi