Ia juga menyebutkan bahwa konsep ini sangat cocok untuk generasi muda karena lebih modern dan efisien. Dengan pendekatan ini, petani muda dapat memanfaatkan teknologi sederhana untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
”Harapannya, anak-anak muda dapat menerapkan sistem ini untuk menciptakan pertanian yang lebih maju dan sehat,” ujarnya.
Murianews, Kudus – Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus merancang konsep pertanian ramah lingkungan bertajuk Agriculture Zero Waste.
Konsep ini digagas sebagai model pertanian berkelanjutan yang meminimalkan limbah sekaligus menghasilkan produk organik berkualitas tinggi.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Kudus, Agus Setiawan, menjelaskan bahwa Agriculture Zero Waste merupakan sistem pertanian terintegrasi yang menghubungkan sektor peternakan, perikanan, dan pertanian.
”Konsep ini dirancang sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan limbah. Semua proses terintegrasi dengan baik,” kata Agus kepada Murianews.com, Selasa (10/12/2024).
Dalam konsep ini, kandang ternak, kolam ikan, dan sawah saling terhubung melalui aliran air. Proses dimulai dari kotoran hewan yang ditampung dalam kolam degester, sebuah alat pengolah limbah.
Setelah melalui pengolahan, kotoran tersebut disaring di kolam penyaring hingga menyisakan lumpur yang diolah menjadi pupuk organik. Sementara itu, air hasil pengolahan dipompa ke kolam ikan, di mana kotoran ikan secara alami dapat menjadi pupuk bagi sawah.
”Semua proses berputar secara kontinu, menghasilkan produk pertanian organik tanpa bahan kimia. Ini baik untuk unsur hara tanah sekaligus ramah lingkungan,” jelas Agus.
Agus menekankan, konsep ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga efisien dan hemat biaya. Produk yang dihasilkan bebas pestisida dan pupuk kimia, sehingga lebih sehat dan segar.
”Ekosistem yang terjaga membuat serangan hama menjadi lebih kecil. Hama biasanya menyerang jika ekosistem terganggu,” tambahnya.
Pertanian berkelanjutan...
Ia juga menyebutkan bahwa konsep ini sangat cocok untuk generasi muda karena lebih modern dan efisien. Dengan pendekatan ini, petani muda dapat memanfaatkan teknologi sederhana untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
”Harapannya, anak-anak muda dapat menerapkan sistem ini untuk menciptakan pertanian yang lebih maju dan sehat,” ujarnya.
Editor: Cholis Anwar
