Dari jumlah tersebut, delapan ekor meliputi sapi dan kerbau di antaranya tidak bisa diselamatkan dan harus dipotong atau disembelih secara paksa.
”Kasus meningkat drastis di tiga bulan terakhir, Oktober-Desember 2024. Ditemukan sebanyak 67 kasus PMK,” ujarnya kepada Murianews.com, Senin (6/1/2025).
Ia menyatakan, beberapa faktor yang turut meningkatkannya meliputi kondisi cuaca yang ekstrem. Kemudian, lalu lintas ternak meninggi pada akhir tahun 2024, itu mendorong penyebaran virus PMK semakin cepat.
”Ditambah higienitas kandang yang kurang diperhatikan juga bisa memicu perkembangan virus PMK jadi lebih pesat,” terangnya.
Murianews, Kudus – Sebanyak 135 kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ditemukan pada hewan ternak di Kabupaten Kudus sepanjang tahun 2024.
Dari jumlah tersebut, delapan ekor meliputi sapi dan kerbau di antaranya tidak bisa diselamatkan dan harus dipotong atau disembelih secara paksa.
Kepala Pidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kudus, Arin Nikmah mengatakan, dua ekor sapi harus mati karena terjangkiti PMK. Sementara sisanya sebanyak 125 ekor dinyatakan sembuh dari PMK.
”Kasus meningkat drastis di tiga bulan terakhir, Oktober-Desember 2024. Ditemukan sebanyak 67 kasus PMK,” ujarnya kepada Murianews.com, Senin (6/1/2025).
Ia menyatakan, beberapa faktor yang turut meningkatkannya meliputi kondisi cuaca yang ekstrem. Kemudian, lalu lintas ternak meninggi pada akhir tahun 2024, itu mendorong penyebaran virus PMK semakin cepat.
”Ditambah higienitas kandang yang kurang diperhatikan juga bisa memicu perkembangan virus PMK jadi lebih pesat,” terangnya.
Oleh karena itu, perlu adanya langkah preventif seperti pemberian vaksin kepada hewan. Pemeriksaan hewan yang masuk ke Kudus secara rutin harus dilakukan untuk mengantisipasi PMK merebak luas.
Vaksinasi Hewan...
Ia menyatakan, sepanjang tahun 2024, pihaknya telah melakukan vaksinasi pada 5.639 ekor hewan ternak. Meliputi sapi, kerbau, kambing, dan domba yang ada di Kudus.
”Kami menyasar di beberapa kantong-kamtong ternak di Kudus tentu untuk meminimalisir penyebaran PMK,” sebutnya.
Namun, Saat ini beberapa peternak dan pedagang sudah mulai peduli dengan penyakit ini. Mereka belajar dari pengalaman sebelumnya terkait serangan PMK.
Terbukti dengan angka kematian yang sedikit meskipun kasusnya banyak. Beberapa pedagang atau peternak langsung menindaklanjuti apabila terdapat gejala PMK di hewannya.
”Sudah mulai peduli karena di tahun 2023 itu banyak yang terkena PMK, kini mereka langsung melaporkan hewan yang memiliki gejala itu ke petugas agar bisa segera diobati,” sebutnya.
Ia berharap, ke depannya para peternak maupun pedagang bisa lebih memperhatikan hal ini lagi. Dengan tujuan agar hewan ternak di Kudus bisa steril dan aman dari penyakit yang bisa menyebabkan kematian pada hewan.
Editor: Supriyadi