Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terus berkembang. Hingga 11 Januari 2025, tercatat sebanyak 48 ekor ternak, baik sapi maupun kerbau, telah terjangkit PMK.

Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kudus, Arin Nikmah mengatakan, jumlah kasus PMK yang tercatat pada awal tahun ini sudah mencapai 48. Penyakit ini menyerang hewan ternak jenis sapi dan kerbau, yang menjadi komoditas penting di wilayah tersebut.

”Sapi yang terjangkiti sebanyak 27 ekor, sementara kerbau sebanyak 21 ekor, tersebar di seluruh kecamatan di Kudus,” terangnya kepada Murianews.com, Sabtu (11/1/2025).

Ia menyatakan, wabah PMK di Kudus sejauh ini sudah menyebabkan empat ekor sapi mati. Selain itu, lima ekor lainnya harus dipotong paksa karena kondisinya tidak sudah kritis.

Sementara itu, baru satu ekor sapi yang dapat sembuh dari beberapa ekor yang terjangkiti PMK. Saat ini masih ada 38 ekor baik kerbau atau sapi yang mengalami PMK di Kudus.

”Saat ini fokus kami melakukan pengobatan dan pemberian disinfektan untuk menjaga higienitas di kandang-kandang peternak maupun di pasar hewan,” ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga berupaya untuk melakukan pengawasan lalu lintas hewan ternak yang masuk di wilayah Kabupaten Kudus. Upaya lainnya, Dispertan Kudus memberikan edukasi kepada pedagang maupun peternak terkait virus PMK dan pencegahannya.

Arin menyampaikan, selama ini ia bersama tim terus melakukan penyisiran pada seluruh hewan ternak di Kudus. Ia juga melakukan inventaris untuk kebutuhan data penanganan ke depannya.

”Kami juga melakukan pengumpulan data hewan ternak untuk keperluan pencegahan dan penanganan ke depannya,” sebutnya.

Saat ini, Dispertan Kudus belum bisa melakukan vaksinasi. Sebab, dosis vaksinnya belum terdistribusi hingga ke Kudus.

Ia menargetkan proses vaksinasi akan berlangsung di akhir bulan Januari 2025. Selanjutnya akan lebih masif lagi pada bulan Februari 2025.

”Dosis vaksinnya kan dari pusat, kami sudah melakukan pengajuan untuk itu sekitar 200 vaksin kemungkinan baru terdistribusi akhir bulan. Jadi untuk vaksinasi menunggu dosisnya. Kini hanya bisa melakukan pengobatan dan edukasi dulu,” jelasnya.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler