Mushaf ini merupakan hasil kerja keras selama 1.600 hari sejak pertama kali ditulis pada 12 Rabiul Awal 1442 H atau 28 Oktober 2020 oleh KH Muhammad Syaroni Ahmadi.
Panitia Acara, Arinal Haq menjelaskan, proses penyelesaian Mushaf Menara mencakup berbagai tahap, mulai dari penulisan, penelitian, hingga tashih.
Mushaf Menara memiliki spesifikasi unik. Panjangnya 105 cm, lebar 76 cm, dan tebal 10 cm tebal. Beratnya 114 kilogram, sesuai jumlah surat dalam Al-Qur’an.
Jenis kertas yang digunakan adalah Sun Art Paper 210 gram, dengan tinta khusus dari Jepang. Bagian sampulnya dibuat dari kayu jati dan dihiasi dengan ilustrasi ornamen Gebyok Kudusan, mencerminkan kearifan lokal khas Kudus.
Salah satu keistimewaan Mushaf Menara adalah format Quran Pojok Bahriya, di mana setiap pojok halaman selalu diakhiri dengan akhir ayat. Hal ini memudahkan para penghafal dalam mengingat posisi ayat.
Murianews, Kudus – Mushaf Pusaka Masjid Al-Aqsha Menara Kudus resmi diluncurkan pada Minggu (16/3/2025) dalam acara Medhar Mushaf Menara di Gedung Menara Kudus.
Mushaf ini merupakan hasil kerja keras selama 1.600 hari sejak pertama kali ditulis pada 12 Rabiul Awal 1442 H atau 28 Oktober 2020 oleh KH Muhammad Syaroni Ahmadi.
Panitia Acara, Arinal Haq menjelaskan, proses penyelesaian Mushaf Menara mencakup berbagai tahap, mulai dari penulisan, penelitian, hingga tashih.
”Mushaf ini bukan hanya sekadar Al-Qur’an biasa, tetapi sebuah pusaka yang dirancang identik dengan Masjid Al-Aqsha Menara Kudus,” ujarnya kepada Murianews.com, Minggu (16/3/2025).
Mushaf Menara memiliki spesifikasi unik. Panjangnya 105 cm, lebar 76 cm, dan tebal 10 cm tebal. Beratnya 114 kilogram, sesuai jumlah surat dalam Al-Qur’an.
Jenis kertas yang digunakan adalah Sun Art Paper 210 gram, dengan tinta khusus dari Jepang. Bagian sampulnya dibuat dari kayu jati dan dihiasi dengan ilustrasi ornamen Gebyok Kudusan, mencerminkan kearifan lokal khas Kudus.
Salah satu keistimewaan Mushaf Menara adalah format Quran Pojok Bahriya, di mana setiap pojok halaman selalu diakhiri dengan akhir ayat. Hal ini memudahkan para penghafal dalam mengingat posisi ayat.
Melibatkan...
”Angka 105 cm jika dibagi 7, angka 7 ini merupakan bulan ke-7 menghasilkan angka 15, sedangkan lebarnya 76 cm jika dibagi 19 menghasilkan angka 4. Jika kedua hasil tersebut dijumlahkan, muncul angka 19, yang merupakan tanggal berdirinya Menara Kudus pada 19 Rajab,” ungkapnya.
Proses penulisan Mushaf Menara melibatkan para penulis ahli dari berbagai daerah, termasuk Kudus, Jepara, Pati, hingga Aceh. Mereka menggunakan metode tulisan Khat Naskhi Syauqi, yang sangat khas dan serupa dengan Quran Pojok. Para penulis menyalin ayat suci dari rumah masing-masing, kemudian menyerahkan hasilnya secara bertahap hingga lengkap 30 juz.
Mushaf Menara akan dicetak secara umum setelah melalui tahapan akhir produksi dan tashih.
Editor: Budi Santoso