Selain perebutan gunungan ketupat dan lepet, acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai pentas seni tradisional dan puluhan stan UMKM lokal yang menjajakan kuliner hingga kerajinan khas Kudus.
Menurut Mutrikah, tradisi Sewu Kupat Muria ini bukan sekadar atraksi budaya, tapi juga telah memberi dampak ekonomi langsung ke masyarakat.
”Pelaku UMKM juga turut hadir untuk memeriahkan acara ini sehingga hal ini menjadi pariwisata berbasis budaya yang berdampak,” ujarnya.
Murianews, Kudus – Tradisi Sewu Kupat Muria kembali memukau ribuan warga di Kecamatan Dawe, Kudus, Senin (7/4/2025). Sebanyak 18 desa di sekitar lereng Gunung Muria berpartisipasi membawa gunungan sebelum diperebutkan bersama.
Acara yang telah berlangsung sejak 2007 ini tidak hanya menjadi simbol rasa syukur usai Lebaran, tetapi juga ajang pelestarian budaya dan penggerak ekonomi lokal.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Mutrikah mengatakan kegiatan ini juga menjadi simbol kemandirian dan kekompakan warga.
”Tradisi ini sudah berjalan sejak 2007, dan hingga kini masyarakat semakin mandiri dalam pelaksanaannya. Parade ini juga jadi bukti bahwa budaya bisa hidup dan berkembang jika terus dilestarikan,” ungkapnya.
Acara berlangsung mulai pukul 07.00 WIB pagi hingga selesai, dipusatkan di kawasan Taman Ria Colo, Kecamatan Dawe.
Masyarakat dari berbagai desa berkumpul, membawa gunungan ketupat dan hasil bumi dari 18 desa se-Kecamatan Dawe, ditambah perwakilan RW dari Desa Colo.
Setiap desa membawa gunungan yang kemudian didoakan bersama sebelum akhirnya diperebutkan oleh ratusan warga yang telah menunggu momen tersebut.
”Antusias masyarakat sangat luar biasa. Ini bukan hanya seremoni, tapi bagian dari identitas budaya kita,” tambahnya.
Ada Pentas Seni...
Selain perebutan gunungan ketupat dan lepet, acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai pentas seni tradisional dan puluhan stan UMKM lokal yang menjajakan kuliner hingga kerajinan khas Kudus.
Menurut Mutrikah, tradisi Sewu Kupat Muria ini bukan sekadar atraksi budaya, tapi juga telah memberi dampak ekonomi langsung ke masyarakat.
”Pelaku UMKM juga turut hadir untuk memeriahkan acara ini sehingga hal ini menjadi pariwisata berbasis budaya yang berdampak,” ujarnya.
Editor: Supriyadi