Sembilan gunungan hasil bumi merupakan karya dari masyarakat setempat, yang mewakili sembilan Rukun Tetangga (RT) di Dukuh Sumber.
Gunungan-gunungan tersebut berisi berbagai hasil pertanian, seperti sayuran, kacang panjang, tomat, wortel, dan kecambah.
Sementara itu, satu gunungan khusus berisi kupat dan lepet merupakan sumbangan dari Pemerintah Desa (Pemdes) Hadipolo, yang ditempatkan di barisan paling depan sebagai simbol ikon Lebaran Ketupat.
Menurut Muhammad Aris, Seksi Acara Kirab Budaya Bulusan 2025, rute kirab dimulai dari SD 4 Hadipolo, bergerak ke arah selatan sepanjang satu kilometer, dan berakhir di kawasan makam Mbah Dudo di RW 5.
”Total ada sepuluh gunungan yang dikirab hari ini, sembilan dari peserta dan satu dari Pemdes Hadipolo,” jelasnya.
Murianews, Kudus – Tradisi Kirab Bulusan kembali digelar meriah di Dukuh Sumber, Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Senin (7/4/2025).
Sebanyak sepuluh gunungan, yang terdiri dari hasil bumi dan kupat lepet, diarak dalam kirab yang menjadi bagian dari perayaan Lebaran Ketupat ini.
Sembilan gunungan hasil bumi merupakan karya dari masyarakat setempat, yang mewakili sembilan Rukun Tetangga (RT) di Dukuh Sumber.
Gunungan-gunungan tersebut berisi berbagai hasil pertanian, seperti sayuran, kacang panjang, tomat, wortel, dan kecambah.
Sementara itu, satu gunungan khusus berisi kupat dan lepet merupakan sumbangan dari Pemerintah Desa (Pemdes) Hadipolo, yang ditempatkan di barisan paling depan sebagai simbol ikon Lebaran Ketupat.
Masyarakat dari berbagai penjuru Kudus memadati area kirab, membawa serta keluarga mereka untuk menyaksikan tradisi tahunan ini. Mereka juga mengabadikan momen-momen berharga menggunakan ponsel pribadi.
Menurut Muhammad Aris, Seksi Acara Kirab Budaya Bulusan 2025, rute kirab dimulai dari SD 4 Hadipolo, bergerak ke arah selatan sepanjang satu kilometer, dan berakhir di kawasan makam Mbah Dudo di RW 5.
”Total ada sepuluh gunungan yang dikirab hari ini, sembilan dari peserta dan satu dari Pemdes Hadipolo,” jelasnya.
Bentuk Syukur...
Aris menambahkan bahwa kirab ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat kepada leluhur mereka, Mbah Dudo, serta peringatan haulnya.
Gunungan hasil bumi melambangkan rasa syukur masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.
Sementara itu, gunungan kupat dan lepet melambangkan tradisi Lebaran Ketupat yang dihormati masyarakat Kudus.
”Gunungan kupat memiliki makna untuk mempererat tali persaudaraan dan menjaga kerukunan masyarakat. Kami menjunjung tinggi tradisi kupatan sebagai bentuk nguri-uri budaya yang telah diwariskan secara turun temurun,” terangnya.
Setelah kirab selesai, gunungan-gunungan tersebut dibagikan kepada masyarakat sekitar. Hasil bumi seperti sayuran biasanya dimasak di rumah masing-masing.
Acara kirab ini juga dimeriahkan oleh ratusan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjajakan berbagai dagangan, mulai dari makanan ringan, minuman, hingga mainan.
Editor: Supriyadi