Suparto, seorang petani asal Desa Pasuruhan Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, mengaku sangat bersyukur bisa berangkat haji tahun ini setelah menunggu selama 13 tahun. Ia berharap dapat menunaikan ibadah dengan lancar dan khusyuk.
”Semoga Allah mudahkan semuanya, saya ingin beribadah dengan khidmat dan selamat sampai pulang nanti,” katanya penuh haru.
Murianews, Kudus – Menjelang keberangkatan ke Tanah Suci, Jemaah Haji Kabupaten Kudus, Jawa Tengah memberikan penanda khusus pada koper masing-masing jemaah. hal ini untuk menghindari insiden koper tertukar saat proses pengangkutan logistik.
Bersamaan dengan proses pengumpulan koper pada Minggu (11/5/2025), Koordinator pengumpulan koper jemaah haji Kudus, Joko Widodo mengingatkan para jemaah untuk mematuhi aturan penerbangan terkait barang bawaan, khususnya barang-barang yang dilarang.
”Untuk setiap koper dari jemaah haji sudah diberitahu agar tidak membawa barang yang dilarang dalam penerbangan seperti senjata tajam (sajam) maupun cairan lebih dari 300 mililiter. Semoga di Kudus tidak ada yang melanggar,” ujar Joko.
Joko menjelaskan, seluruh jemaah haji telah mendapatkan edukasi dan sosialisasi tentang aturan barang bawaan sejak masa manasik di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) hingga pembekalan di Jamiyyatul Hujjaj Kudus (JHK).
”Sosialisasi sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Misalnya, ada jemaah yang ingin membawa cobek untuk membuat sambal, itu tidak masalah. Namun harus memperhatikan berat koper. Jika lebih dari 25 kilogram, koper otomatis akan dibuka dan diperiksa ulang,” jelasnya.
Selain soal isi koper, para jemaah haji juga diminta memberi penanda khusus pada koper masing-masing untuk mencegah tertukar saat pengangkutan. Beragam cara dilakukan oleh para jemaah, mulai dari memberi pita, kain, hingga boneka.
Salah satu calhaj asal Kudus, Suparto (67), mengaku sudah menandai kopernya dengan pita kuning dan mencantumkan namanya.
”Saya sudah atur isi koper sesuai aturan. Tidak bawa barang terlarang, cairan juga sudah saya kurangi. Saya juga pasang pita kuning supaya tidak tertukar,” ujarnya.
Rasa Senang Suparto...
Suparto, seorang petani asal Desa Pasuruhan Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, mengaku sangat bersyukur bisa berangkat haji tahun ini setelah menunggu selama 13 tahun. Ia berharap dapat menunaikan ibadah dengan lancar dan khusyuk.
”Semoga Allah mudahkan semuanya, saya ingin beribadah dengan khidmat dan selamat sampai pulang nanti,” katanya penuh haru.
Editor: Cholis Anwar