Peserta Japan Fest 2025 Pelajari Kopi Kudus dari Hulu ke Hilir
Muhamad Fatkhul Huda
Senin, 12 Mei 2025 14:14:00
Murianews, Kudus – Sebanyak 30 peserta Japan Fest 2025 antusias mempelajari kopi dari hulu hingga hilir. Eduwisata itu didapatkan saat peserta mengikuti Tour Kopi Japan di Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Dalam agenda itu, para peserta diajak menyusuri kebun kopi. Di sana, mereka memahami langsung proses panen dan mengenali ciri-ciri kopi yang siap petik.
Kegiatan ini dipandu oleh dua guide lokal, salah satunya Dika, yang dengan semangat menjelaskan detail tentang karakteristik kopi Desa Japan.
”Kita ingin peserta tidak hanya bisa minum kopi, tapi juga paham prosesnya dari awal. Dari biji di pohon sampai jadi bubuk kopi yang siap seduh,” ujar Dika Kristiana, Senin (12/5/2025).
Setelah menyusuri kebun dan mengenal jenis serta kualitas biji kopi, rombongan berjalan menuju lokasi produksi kopi tradisional. Di sana, peserta disuguhi pengalaman langka.
Para peserta melihat dan mencoba langsung proses menyangrai kopi menggunakan tungku api kayu dan alat sangrai dari kreweng (terbuat dari tanah liat).
Tak berhenti di situ, peserta juga diajak menumbuk hasil sangraian kopi secara manual menggunakan alu, kemudian menyaring kopi hasil tumbukan hingga menjadi bubuk siap seduh.
Cicipi Kopi...
Momen istimewa ditutup dengan sesi menyeduh dan mencicipi kopi hasil buatan tangan sendiri.
”Kegiatan ini penting agar peserta lebih mengetahui kopi, khususnya kopi lokal. Mereka bisa lihat sendiri bagaimana jerih payah petani dalam meracik kopi tradisional,” tambah Dika.
Desa Japan sendiri dikenal sebagai salah satu sentra penghasil kopi rakyat di Kudus. Menurut Dika, sekitar 70 persen warga Desa Japan masih mempertahankan metode tradisional dalam mengolah kopi, sementara sisanya mulai menggunakan teknologi modern.
Ia mengatakan, Tour Kopi ini bukan sekadar menjadi bagian dari hiburan di Japan Fest 2025, tetapi juga menjadi sarana edukasi penting untuk mengenalkan potensi lokal.
Selain itu, kegiatan itu juga sebagai wahana menumbuhkan apresiasi terhadap warisan budaya serta kearifan lokal dalam pengolahan kopi.
Editor: Zulkifli Fahmi



