Rabu, 19 November 2025

Serapan produksinya terhitung satu petani rata-rata baru memproduksi sekitar 70 kilogram kopi siap distribusi.

”Kami juga menghadapi tantangan branding. Banyak kopi dari luar Kudus yang memakai nama kopi Muria, padahal bukan dari sini,” tambahnya.

Untuk menjaga kualitas, sebagian petani sudah mulai menerapkan sistem petik merah. Sekitar 30-40 persen panen sudah dilakukan saat buah benar-benar matang.

Perbedaan harga cukup signifikan. Dengan petik merah, kopi dihargai Rp 70 ribu per kilogram, selisihnya dari biji kopi curah sekitar Rp 25-30 ribu.

Harga kopi saat ini terpantau stabil, apalagi setelah kegagalan panen di Afrika tahun lalu yang menyebabkan harga naik. Meski begitu, peningkatan produksi di Muria masih memerlukan dukungan.

Muttohar berharap kerja sama dengan dinas terkait dapat lebih dimaksimalkan, terutama untuk memfasilitasi pemasaran dan promosi produk kopi Muria ke luar daerah.

”Kami ingin setiap kali kopi dibawa keluar daerah, tetap membawa nama dan citra kopi Muria. Itu penting agar kopi dari Muria punya identitas dan nilai tambah,” pungkasnya.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler