Para pedagang di Pasar Hewan Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus pun ikut mengeluhkan lesunya penjualan hewan kurban dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hiruk-pikuk di pasar sejatinya sudah ramai oleh pedagang, baik dari Kudus maupun luar Kudus. Akan tetapi, angka penjualan hewan kurban dirasa malah menurun dari tahun sebelumnya.
Seorang penjual kerbau Martono mengungkapkan, hingga kini ia baru berhasil menjual sekitar 10 ekor kerbau. Jumlah penjualan hewan kurban ini menurun drastis dibandingkan tahun lalu yang mencapai lebih dari 20 ekor pada periode yang sama.
”Biasanya seminggu sebelum lebaran kurban sudah ramai. Tapi tahun ini masih sepi. Mungkin karena bertepatan dengan masuk sekolah anak, jadi pengeluaran bertambah. Perekonomian juga agak lesu,” ujarnya, Jumat (30/5/2025).
Di sisi lain, Sunardi yang menjual kerbau di pasar itu mengatakan stok kerbau di rumahnya masih banyak. Paling tidak ini terdapat sekitar 60 kerbau.
”Dari 60 kerbau yang disediakan untuk kurban baru 20 yang terjual, masih banyak sisanya. Ini sudah bingung, kalau sisa pasti yang perlu tambahan pengeluaran untuk pakan dan sebagainya,” terangnya.
Murianews, Kudus – Sepekan menjelang Hari Raya Iduladha, aktivitas jual beli hewan kurban di Kudus, Jawa Tengah, masih loyo. Faktor ekonomi dan adanya sejumlah penyakit ternak ditengarai menjadi penyebabnya.
Para pedagang di Pasar Hewan Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus pun ikut mengeluhkan lesunya penjualan hewan kurban dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hiruk-pikuk di pasar sejatinya sudah ramai oleh pedagang, baik dari Kudus maupun luar Kudus. Akan tetapi, angka penjualan hewan kurban dirasa malah menurun dari tahun sebelumnya.
Seorang penjual kerbau Martono mengungkapkan, hingga kini ia baru berhasil menjual sekitar 10 ekor kerbau. Jumlah penjualan hewan kurban ini menurun drastis dibandingkan tahun lalu yang mencapai lebih dari 20 ekor pada periode yang sama.
”Biasanya seminggu sebelum lebaran kurban sudah ramai. Tapi tahun ini masih sepi. Mungkin karena bertepatan dengan masuk sekolah anak, jadi pengeluaran bertambah. Perekonomian juga agak lesu,” ujarnya, Jumat (30/5/2025).
Di sisi lain, Sunardi yang menjual kerbau di pasar itu mengatakan stok kerbau di rumahnya masih banyak. Paling tidak ini terdapat sekitar 60 kerbau.
”Dari 60 kerbau yang disediakan untuk kurban baru 20 yang terjual, masih banyak sisanya. Ini sudah bingung, kalau sisa pasti yang perlu tambahan pengeluaran untuk pakan dan sebagainya,” terangnya.
Faktor-faktor...
Senada dengannya Azka Alminan, penjual sapi juga merasakan hal sama. Ia mengaku hanya berani menyetok sedikit hewan kurban karena khawatir tidak laku. Selain faktor ekonomi, Azka menyebut kekhawatiran terhadap penyakit hewan.
”Sekarang saya cuma berani bawa beberapa ekor saja. Takut nggak habis. Apalagi sekarang masih ada pengaruh penyakit hewan, kemarin saya datangkan hewan dari luar kota itu kena penyakit demam dua pekan,” jelas Azka.
Para pedagang berharap penjualan hewan kurban akan meningkat mendekati hari H Iduladha. Mereka optimistis bahwa pembeli akan mulai berdatangan saat mendekati hari raya.
”Semoga nanti mendekati hari lebaran mulai meningkat pembelian hewan kurban,” harapnya.
Editor: Anggara Jiwandhana