”Kami tidak bisa melarang, dengan adanya laporan ini justru membuat persoalan semakin terang. Kami siap menghadapi dan seluruh prosesnya akan dikawal langsung oleh tim hukum kami,” tegasnya.
Selain itu, dugaan keterlibatan isu SARA juga menjadi bagian dari aduan yang masuk ke Polres Kudus.
Murianews, Kudus — Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah atau PWI LS Kudus menyatakan siap memenuhi panggilan kepolisian setelah dilaporkan oleh Aliansi Masyarakat Kudus Bersatu Cinta Damai ke Polres Kudus pada Senin (8/9/2025).
Laporan tersebut dilayangkan karena PWI LS Kudus diduga melakukan tindakan provokatif, mendorong kebencian terhadap seseorang, hingga menyerempet isu sensitif terkait SARA.
Ketua PWI LS Masnan Anwar menegaskan, pihaknya tidak akan menghindar dari proses hukum yang ada. Ia menilai, laporan yang diajukan merupakan hak dan harus disikapi tak berlebihan.
”Itu hak mereka melaporkan, kalau memang dipanggil, kami akan hadir. Kami adalah organisasi yang taat hukum, sehingga tidak ada alasan untuk menghindar,” ujarnya, Senin (8/9/2025).
Meski demikian, Masnan mengaku pihaknya belum mengetahui secara detail poin-poin laporan tersebut. Informasi mengenai adanya laporan baru diterima sore harinya, sehingga pihaknya masih mempelajari materi aduan yang dilayangkan.
”Kami baru mengetahui kabar laporan sore tadi. Saat ini kami sedang mengkaji poin-poin yang disampaikan. Nanti saat pemanggilan, kami akan mempersiapkan jawaban,” lanjutnya.
Untuk menghadapi proses hukum, PWI LS juga menyiapkan tim hukum khusus yang akan mendampingi selama pemeriksaan berlangsung. Masnan menyebut, kehadiran tim hukum menjadi bagian penting agar semua proses berjalan sesuai dengan aturan.
Provokasi...
”Kami tidak bisa melarang, dengan adanya laporan ini justru membuat persoalan semakin terang. Kami siap menghadapi dan seluruh prosesnya akan dikawal langsung oleh tim hukum kami,” tegasnya.
Aliansi Masyarakat Kudus Bersatu Cinta Damai dalam laporannya menuding PWI LS telah memprovokasi masyarakat hingga memaksa orang lain untuk membenci pihak tertentu.
Selain itu, dugaan keterlibatan isu SARA juga menjadi bagian dari aduan yang masuk ke Polres Kudus.
Editor: Anggara Jiwandhana
