Muti mengatakan, kebijakan ini merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo berupa digitalisasi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ia menyebutkan digitalisasi meliputi empat paket yakni, distribusi IFP, bantuan laptop pendukung, pelatihan guru, dan penyediaan materi pembelajaran.
Berdasarkan laporan yang telah diterimanya, distribusi smart board dalam bentuk Smart board ini sudah mencapai 70 ribu buah. Pendistribusian ini menyasar pada sekira 288 ribu sekolah di Indonesia dari negeri maupun swasta.
Dalam kesempatan ini, Prof Abdul Muti meninjau langsung penggunaan Smart board sebagai fasilitas pembelajaran di SMK Negeri 1 Kudus.
Kepala SMK Negeri 1 Kudus, Aries Budiyono mengatakan, bantuan ini sangat bermanfaat untuk menunjang pembelajaran yang lebih menyenangkan dan interaktif. Ia pun berharap nantinya SMK Negeri 1 mendapatkan bantuan secara menyeluruh.
”Saya harap ini nanti bisa seluruh kelas mendapatkan, tentu ini sangat bermanfaat bagi kami,” ujarnya
Murianews, Kudus — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof Abdul Muti menegaskan Smart board yang masuk dalam program Interaktif Flat Panel (IFP) memiliki aturan yang jelas dan tegas dan tidak akan bernasib seperti Chromebook.
Menurutnya, program IFP memiliki landasan hukum yang jelas dan tegas yakni Peraturan Presiden (Perpres) dan Instruksi Presiden (Inpres).
”Landasan hukum jelas ada Perpres dan Inpresnya. Jadi program ini bukan tanpa dasar hukum. Ini juga merupakan program prioritas Presiden sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan melalui digitalisasi,” jelasnya, Selasa (7/10/2025).
Ia juga menyatakan, monitoring dan pengawasan program ini dilakukan dengan sangat ketat mulai dari proses produksi hingga penerimaan di tingkat sekolah-sekolah.
Pihaknya tidak akan memberikan ruang untuk kesalahan prosedur sekecil apapun sehingga program bisa berjalan dengan baik.
”Monitoring kami lakukan bahkan saat proses produksi, ada quality control-nya. Lalu distribusi akan kami pastikan sampai mana dan sudah diterima atau belum. Nanti pihak sekolah memfoto dan menandatangani penerimaannya,” tegasnya.
Lebih lanjut Prof Mu'ti menyatakan jika hanya sekolah yang berkeinginan yang akan mendapatkan IFP berupa bantuan Smart board maupun laptop pendukungnya. Dengan ini, ia kembali menegaskan perbedaan antara program IFP dengan Chromebook.
”Kalau sekolahnya tidak mau maka tidak akan dikirimkan Smart board, ini yang kemudian membedakan dengan chromebook,” tegasnya.
Program prioritas...
Muti mengatakan, kebijakan ini merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo berupa digitalisasi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ia menyebutkan digitalisasi meliputi empat paket yakni, distribusi IFP, bantuan laptop pendukung, pelatihan guru, dan penyediaan materi pembelajaran.
Berdasarkan laporan yang telah diterimanya, distribusi smart board dalam bentuk Smart board ini sudah mencapai 70 ribu buah. Pendistribusian ini menyasar pada sekira 288 ribu sekolah di Indonesia dari negeri maupun swasta.
Dalam kesempatan ini, Prof Abdul Muti meninjau langsung penggunaan Smart board sebagai fasilitas pembelajaran di SMK Negeri 1 Kudus.
Kepala SMK Negeri 1 Kudus, Aries Budiyono mengatakan, bantuan ini sangat bermanfaat untuk menunjang pembelajaran yang lebih menyenangkan dan interaktif. Ia pun berharap nantinya SMK Negeri 1 mendapatkan bantuan secara menyeluruh.
”Saya harap ini nanti bisa seluruh kelas mendapatkan, tentu ini sangat bermanfaat bagi kami,” ujarnya
Editor: Anggara Jiwandhana