Program ini disertai dengan pembebasan biaya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Persetuajuan Bangunan Gedung (PBG) bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Salah satu penerima manfaat, Nur Solikah mengaku sangat terbantu dengan adanya program rumah bersubsidi di Cemara Sae Residence 2.
Ia mendapatkan kemudahan uang muka hanya Rp 1,6 juta dengan cicilan ringan sekitar Rp 1,2 juta per bulan selama 19 tahun.
”Rumahnya cukup nyaman, sudah ada listrik, air, akses ke sekolah, pabrik, dan rumah sakit juga dekat. Dibandingkan beli tanah sendiri, ini jauh lebih terjangkau. Tadi juga ada diskon, jadi saya langsung ambil kesempatan ini,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Maruarar Sirait turut berdialog dengan para penerima rumah bersubsidi untuk mengetahui secara langsung
Murianews, Kudus — Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Kudus, Kamis (6/11/2025).
Ia meninjau langsung sebuah perumahan bersubsidi Cemara Sae Residence 2 yang berlokasi di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
Dalam kunjungan tersebut, Maruarar atau yang akrab disapa Ara mendorong kepada pekerja di Kudus agar segera mengambil rumah bersubsidi.
”Beberapa pekerja di Kudus sudah mengambil rumah subsidi. Kami ingin pekerja yang belum punya rumah bisa segera memiliki hunian. Jangan sampai hanya pengusaha yang menikmati keuntungan, tapi rakyat kecil tidak mendapat bagian. Pengusaha tidak boleh serakah, harus berbagi dengan rakyat,” tegasnya, Kamis (6/11/2025).
Ara mengaku senang melihat antusiasme masyarakat Kudus terhadap program rumah bersubsidi. Ia menyebut Kudus dan perumahan Cemara Sae Residence 2 dapat menjadi contoh karena kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah, pengembang, dan masyarakat pekerja.
”Saya datang jauh-jauh ke Kudus karena senang melihat rakyat bisa menikmati rumah subsidi. Ini contoh nyata bahwa kerja sama dan niat baik bisa menghasilkan kesejahteraan,” ujarnya.
Maruarar menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, pengembang, dan pengusaha dalam menyediakan perumahan yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Ia menyebut, tahun ini pemerintah menargetkan peningkatan pembangunan rumah subsidi dari 250 ribu unit menjadi 350 ribu unit.
Bebas BPHTB...
Program ini disertai dengan pembebasan biaya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Persetuajuan Bangunan Gedung (PBG) bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Maruarar berharap semakin banyak pekerja yang memanfaatkan program rumah subsidi ini. Ia menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan perumahan rakyat bergantung pada semangat kebersamaan
Salah satu penerima manfaat, Nur Solikah mengaku sangat terbantu dengan adanya program rumah bersubsidi di Cemara Sae Residence 2.
Ia mendapatkan kemudahan uang muka hanya Rp 1,6 juta dengan cicilan ringan sekitar Rp 1,2 juta per bulan selama 19 tahun.
”Rumahnya cukup nyaman, sudah ada listrik, air, akses ke sekolah, pabrik, dan rumah sakit juga dekat. Dibandingkan beli tanah sendiri, ini jauh lebih terjangkau. Tadi juga ada diskon, jadi saya langsung ambil kesempatan ini,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Maruarar Sirait turut berdialog dengan para penerima rumah bersubsidi untuk mengetahui secara langsung
Editor: Supriyadi