Sabtu, 22 November 2025

Murianews, Kudus – Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah, Sumarno, memanfaatkan momentum Milad Muhammadiyah ke-113 tingkat Jawa Tengah dan Milad UMKU ke-27 untuk memberikan pesan khusus terkait persoalan lingkungan.

Sekda Jateng meminta Muhammadiyah untuk menjadi corong dakwah dan edukasi yang mengajak masyarakat agar lebih peduli, inovatif, dan disiplin dalam menghadapi masalah pengelolaan sampah yang kian kompleks.

”Muhammadiyah bisa menjadi corong dakwah dan edukasi yang mengajak masyarakat untuk terus melakukan kepedulian termasuk dalam hal pengelolaan sampah,” ujarnya, Sabtu (22/11/2025).

Menanggapi hal tersebut, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir menyampaikan pandangan organisasinya seusai resepsi Milad yang digelar di Crystal Building UMKU, Kudus, Sabtu (22/11/2025).

Tafsir mengungkapkan, sejak Muktamar Muhammadiyah di Solo tahun 2022, persyarikatan telah berkomitmen menerapkan konsep zero sampah pada setiap acara. Prinsipnya jelas, begitu kegiatan selesai, area harus bersih dari sampah.

Menurutnya, sampah yang terkumpul sebisa mungkin dibudidayakan atau diolah kembali. Tujuannya untuk mengurangi polusi akibat banyaknya sampah yang tak tertangani.

”Namun tentu tidak mudah. Kemampuan kita mengolah sampah dengan volume yang besar masih menjadi tantangan. Zero sampah itu bukan hanya soal mengumpulkan dan membersihkan, tetapi bagaimana memanfaatkan sampah agar tidak menjadi polusi,” ujarnya, Sabtu (22/11/2025).

Meski sebagian sampah dapat diolah menjadi pupuk, sampah plastik masih menghadapi kendala besar dalam pengelolaannya.

Kunjungan ke Belanda... 

”Kita bisa mendaur ulang plastik, tetapi itu hanya menunda dan memindahkan masalah. Akar persoalannya masih harus dicarikan solusi yang lebih sistematis dan nyata,” jelasnya.

Tafsir juga membagikan pengalamannya saat berkunjung ke Belanda. Ia menyebut, secara geografis Belanda sebenarnya mirip dengan Indonesia, dengan banyaknya genangan air di sudut-sudut kota.

Bedanya, air di sana tetap bersih karena seluruh alirannya telah diolah sebelum masuk ke kanal dan sungai.

”Di Belanda, genangan bisa dilihat dalam  keindahan. Tidak ada sampah yang masuk ke got atau sungai. Airnya bersih karena manajemen lingkungannya rapi,” ujarnya.

Editor: Anggara Jiwandhana

Komentar

Terpopuler