Kamis, 20 November 2025

Seperti yang pernah dikatakan filsuf Amartya Sen, pemberdayaan sejati adalah ketika individu memiliki kebebasan untuk memilih dan mewujudkan potensinya. Sekolah Rakyat bukan sekadar pelatihan; ia adalah jembatan menuju kemandirian.

Desa pusat transformasi

Pelaksanaan program "Sekolah Rakyat Berbasis Vokasi" di desa-desa adalah keputusan strategis. Dengan memanfaatkan balai desa atau pusat komunitas sebagai lokasi pelatihan, biaya operasional dapat ditekan, sementara keterlibatan masyarakat lokal diperkuat.

Pelatihan selama 120 jam, yang dibagi menjadi 20 persen teori, 70 persen praktik, dan 10 persen evaluasi serta mentoring, dirancang fleksibel misalnya, 4-6 jam sehari, tiga kali sepekan agar sesuai dengan ritme kehidupan desa.

Instruktur, idealnya kombinasi antara praktisi lokal dan ahli eksternal, memastikan materi relevan dengan konteks budaya dan ekonomi setempat.

Lebih dari itu, program ini memanfaatkan sumber daya desa, misalnya bahan baku untuk pelatihan tata boga bisa berasal dari kebun lokal, sementara peralatan sederhana untuk elektronika dapat diakses melalui kemitraan dengan UMKM.

Setelah pelatihan, peserta didampingi melalui fase inkubasi untuk memulai usaha atau mencari pekerjaan, mungkin melalui kerja sama dengan perusahaan lokal atau platform digital, seperti marketplace. Pendekatan ini mencerminkan semangat gotong royong, sekaligus menjadikan desa sebagai pusat inovasi ekonomi.

Kebutuhan zaman

Sekolah Rakyat Berbasis Vokasi menawarkan tujuh bidang keterampilan yang selaras dengan kebutuhan pasar kerja dan potensi wirausaha, yakni tata boga, tata busana, tata rias, multimedia, elektronika, kelistrikan, dan servis motor. Pilihan ini bukan asal-asalan, melainkan berdasarkan analisis pasar kerja dan peluang usaha di Indonesia.

- Tata Boga. Di tengah booming kuliner dan pariwisata, keterampilan ini memungkinkan peserta membuka usaha catering atau memasok produk lokal ke pasar kota. Bayangkan kue tradisional dari desa yang dijual secara online, menghidupkan kembali warisan kuliner, sekaligus perekonomian.

- Tata Busana. Dengan pelatihan menjahit dan desain, peserta bisa membuka butik kecil atau memproduksi busana berbasis kain tradisional seperti batik, memperkuat identitas budaya.

Komentar

Terpopuler