Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Pemerintah meyakini bahwa Indonesia telah berhasil mencapai swasembada beras pada tahun ini, lebih cepat dari target yang ditetapkan Presiden Prabowo.

Melansir ANTARA, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan, stok beras nasional saat ini telah menembus lebih dari 4 juta ton, angka tertinggi dalam 57 tahun terakhir.

Capaian bersejarah ini tidak hanya memungkinkan pemerintah menghentikan impor beras, tetapi juga memperkuat cadangan pangan nasional sebagai penopang ketahanan ekonomi dan stabilitas sosial.

Keberhasilan ini tentu tidak terjadi begitu saja. Ada sejumlah faktor kunci yang menjadi penopangnya. Produksi beras Indonesia pada 2025 mencapai 33,8 juta ton, dengan surplus sekitar 3,5 hingga 4 juta ton. Surplus inilah yang membuat impor tidak lagi diperlukan.

Stok beras yang tinggi memperkuat ketahanan pangan dan menambah ruang fiskal pemerintah untuk menyerap hasil panen dalam negeri. Nilai Tukar Petani (NTP) juga meningkat signifikan, mencapai 121 pada Mei 2025, jauh lebih tinggi dibandingkan Mei 2024 yang hanya 116.

Selain itu, kebijakan pemerintah yang menaikkan harga pembelian gabah kering panen dan jagung, serta menjamin penyerapan seluruh produksi dari petani, telah mendorong stabilitas harga sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Pencapaian swasembada beras ini membawa berkah besar bagi Indonesia. Namun, di sisi lain, negara-negara eksportir seperti Thailand, Vietnam, dan Kamboja mengalami penurunan ekspor ke Indonesia karena berkurangnya permintaan.

Di tingkat domestik, keberhasilan ini memberi efek berantai yang besar: dari peningkatan pendapatan petani, penguatan rantai pasok pangan, stabilitas harga di tingkat konsumen, hingga menurunnya tekanan inflasi.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler